Jawa Tengah
Semarang
Tempat Ibadah
Wisata
Gereja Blendug, Kemegahan Arsitektur Peninggalan Belanda
Cepot :
wa, abis beli buku kita ke Semarang Contemporary
Art Gallery yok!
Gue : di mana tuh??
Cepot : di sekitar Kota Lama
Gue :
Yuk, gue juga belom pernah ke sana.
Setelah selesai membeli buku yang gue inginkan, akhirnya
kami pergi menuju Semarang Contemporary Art Gallery. Cepot bilang tempatnya ada di areal Kota Lama
Semarang. Oke. Gue pikir ga bakal sulit menemukan lokasinya karena gue udah pernah
ke kota lama. Tapi apa yang terjadi… ternyata lokasinya susah buat banget buat
ditemuin.
Sampe-sampe gue dan cepot kesasar gara-gara liat Google Maps yang sesat bin
menyesatkan. Setelah serching di mbah Gugel, ternyata lokasinya ada di Jalan
Srigunting.
Gue : Pot..pot…ini di mana yak? Kok banyak mobil-mobil tronton sih? kok banyak kontainer ?
Cepot : gak tau. yodah sono nanya
Gue pun bertanya
pada bapak-bapak penjaga warung
Gue :
pak, mau tanya, kalo Jalan Srigunting di mana ya ?
Si Bapak : ooh, kalo jalan Srigunting di sana
mas. Mas muter balik aja. Mas ngapain
di sini? Di sini pelabuhan. Ga ada tempat wisata.
Gue : (Jirr PELABUHAN???! Bisa-bisanya si Cepot bawa gue kepelabuhan). ooh yaudah makasih ya pak.
Gue dan cepot akhirnya memutar arah. Setelah bertanya dan
bertanya (kayak pembantu baru), akhirnya kami menemukan lokasi yang dituju (Semarang
Contemporary Art Gallery). Satu yang menarik perhatian gue, ternyata lokasinya
berdekatan dengan Gereja Blendug. Gereja Protestan yang memiliki kubah ini
adalah gereja tertua se-antero Jawa Tengah. Sebenarnya gue lebih tertarik dengan
gereja ini daripada dengan Semarang Contemporary Art Gallery. Tapi berhubung si cepot
udah ngebeeeeet banget buat ke sana, yaudah lah ya.
Kami sampai di lokasi sekitar jam setengah 10 pagi. Ternyata,
galerinya buka jam 10 pagi. Sembari menunggu galeri buka, akhirnya
kami pun berkeliling dan foto-foto di sekitar gereja.
Tiba-tiba:
POOOOOOOOOTTTTTT!!!
Cepot : apaan sih wa? bikin kaget njirr
Ternyata di sekitar gereja, gue melihat bus wisata
SEMARJAWI (Semarang Jalan-jalan dan Wisata).
Gue kaget njir. Gue sangka bis ini hanyalah mitos belaka,
namun ternyata eksistensi bus ini benar adanya. Gue pun ga mau melewatkan
kesempatan ini buat foto bareng bus SEMARJAWI.
Bus Semarjawi |
Gue sih pengen banget naik bus ini, tapi keknya bayar dah
wakakak. soalnya yang naik sedikit. (kalo gratis kayak Bus Tingkat Jakarta sih pada rame berebut). Yaudah lah ya…. Lain kali mungkin.
Kembali lagi mengenai Gereja Blendug ini. Di samping gereja,
terdapat sebuah taman yang bernama Taman Srigunting. Taman ini selain menjadi
tempat rekreasi, ternyata juga digunakan
oleh sebagian Jemaat Gereja untuk belajar agama. Hal itu terbukti ketika gue
berkeliling taman, terdapat seorang gadis remaja sedang mengajarkan alkitab
kepada dua orang anak. Oiya, karena gue ke sini pas hari minggu, jadi suasana
di sekitar gereja ruameee banget. Mungkin
gerejanya dipake buat kebaktian minggu kali ya.
Sekadar
informasi, nama asli gereja ini adalah G.P.I.B Immanuel. Penduduk menyebutnya
Gereja Blendug (Blenduk/Mblenduk) karena eh karena gereja ini memiliki
kubah di atasnya (blendug=Kubah). Gereja ini dibangun pada tahun 1753. Bangunan
ini sangat menonjol dibandingkan bangunan-bangunan di sekitarnya. Boleh dibilang,
Gereja Blendug adalah landmark dari kota lama Semarang.
Gereja Blendug dilihat dari Taman Srigunting |
Gereja ini memiliki dua menara. Menara ini
dibangun pada saat renovasi tahun 1894. Di menaranya juga ada jam nya loh. Tapi sepertinya jam nya sudah tidak berfungsi lagi deh. Soalnya jamnya selalu menunjukkan pukul 09.00. Padahal
pas gue cek HP, udah hampir jam 10.
Gereja Blenduk di Kota Lama Semarang |
Di sekitar gereja juga terdapat banyak gedung-gedung tua. Salah satunya adalah
Gedung Marba. Setelah searching di mbah Gugel, ternyata gedung ini bukanlah
peninggalan kolonial Belanda, melainkan peninggalan seorang saudagar kaya dari
negeri Yaman yang bernama Marta Badjunet. Oleh karena itu, gedung ini dinamakan Gedung Marba yang merupakan singkatan dari nama MARta BAdjunet. Tidak ada aktivitas yang nampak di gedung ini
Gedung Marba |
salah satu pintu di gedung Marba |
Setelah setengah jam berkeliling area gereja, akhirnya gue
dan cepot melanjutkan perjalanan ke Semarang Contemporary Art Gallery. Di sepanjang jalan menuju
galeri bisa kita temukan para pedagang yang menjual barang-barang antik.
W dan salah satu barang antik yang dijual |
Ukuran gedungnya relatif kecil dan letaknya agak tersembunyi
dari keramaian jalan. Jadi buat kalian yang pengen ke sana harus cermat dan teliti ya. Buat masuk ke dalam, dikenakan
biaya Rp10.000. Seperti galeri nasional di Jakarta, galeri ini berisi
karya-karya kontemporer dari seniman-seniman, baik lokal maupun mancanegara. Gue pun kurang paham apa yang dimaksud karya
seni kontemporer. Kalau inflasi /deflasi/GNP/elastisitas gue baru
ngerti.
Setelah berkeliling selama hampir 1 jam, kami pun pulang. Namun di perjalanan, gue dan cepot mampir ke simpang lima. Ada apa gerangan???!! Apakah cepot ingin berbelanja di Citraland?? Tidak. Apakah gue ingin solat di masjid Baiturrahman Simpang Lima??? Tidak. Ternyata tak lain dan tak bukan, hanyalah untuk mewujudkan hasrat gue foto di plang tulisan simpang lima..…. Haha.. Entah dari dulu gue ngidam banget buat foto di sini (sumpah ga penting)
Setelah berkeliling selama hampir 1 jam, kami pun pulang. Namun di perjalanan, gue dan cepot mampir ke simpang lima. Ada apa gerangan???!! Apakah cepot ingin berbelanja di Citraland?? Tidak. Apakah gue ingin solat di masjid Baiturrahman Simpang Lima??? Tidak. Ternyata tak lain dan tak bukan, hanyalah untuk mewujudkan hasrat gue foto di plang tulisan simpang lima..…. Haha.. Entah dari dulu gue ngidam banget buat foto di sini (sumpah ga penting)
yuhuuuu akhirnya foto juga di Simpang Lima :'') |
Sekian jalan-jalan asyik kali ini. Tunggu yaaaa postingan gue selanjutnya
It is not the beauty of a building you should look at; its the construction of the foundation that will stand the test of time.
-David Allan Coe
Tidak ada komentar