Jakarta Siap Jadi Tuan Rumah yang Baik, Ayo Kita Dukung Bersama Asian Games 2018!

Berbagai sudut ibukota berhiaskan spanduk Energy of Asia. Halte Transjakarta penuh dengan ornamen warna-warni. Pun begitu dengan gedung-gedung pemerintahan. Berbagai atraksi wisata pun dipercantik dengan kehadiran tiga maskot yang merepresentasikan hewan endemik khas Indonesia.

Bukan tanpa alasan, karena tahun ini Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Gelaran olahraga terbesar di Benua Asia ini akan diikuti oleh 45 negara di Asia. Dengan mengusung tema ‘Energy of Asia’,  penyelenggaraan Asian Games 2018 diharapkan dapat menggambarkan energi yang kuat dalam merefleksikan dan mempromosikan Indonesia di mata dunia.

Pemerintah kemudian menunjuk Jakarta dan Palembang untuk menjadi tuan rumah utama gelaran empat tahunan ini. Tak pelak, perhatian publik Asia akan tertuju kepada dua kota ini, khususnya Jakarta yang berstatus sebagai ibukota negara. Hal ini menjadi keuntungan bagi Indonesia untuk menaikkan citra nusantara di mata dunia, khusunya Asia.

Selain itu, Jakarta juga ‘kecipratan’ keuntungan dari segi eknonomi. Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan dampak langsung pengeluaran peserta dan pengunjung Asian Games 2018  sebesar Rp3,6 triliun. Jumlah tersebut terdiri atas komposisi 88% pengeluaran dari penonton dan wisatawan, diikuti 4,67% pengeluaran oleh atlet, 3,96% pengeluaran awak media, 2,34% pengeluaran ofisial, dan 0,77% pengeluaran sukarelawan.

Bersinergi dengan pemerintah pusat, Jakarta tentu mempersiapkan diri demi suksesnya pesta olahraga terbesar kedua di dunia ini, mulai dari aspek infrastruktur hingga non infrastruktur. Revitalisasi venue Asian Games (khususnya kompleks Gelora Bung Karno), perbaikan trotoar yang ramah pejalan kaki, penyediaan bus tambahan untuk wisatawan, penonton, dan atlet, rekayasa lalu lintas, dan sebagainya.  

Meski demikian, gelaran Asian Games tidak akan sukses tanpa adanya dukungan dari masyarakat Jakarta. Tidak perlu muluk-muluk, warga Jakarta dapat berkontribusi menyukseskan Asian Games 2017 dalam aspek kebersihan lingkungan. Harus diakui bahwa Jakarta masih punya banyak PR di bidang kebersihan lingkungan. Di sisi lain  Jakarta berpeluang untung ‘meraup’ keuntungan besar lewat Asian Games 2018 di sektor pariwisata. Padahal menurut Sinclair dan Stabler dalam bukunya yang berjudul The Economics of Tourism (1997), mengatakan bahwa kebersihan dan keamanan lingkungan merupakan salah satu dari delapan faktor yang memengaruhi pariwisata suatu daerah. Kedelapan faktor ini bersifat sistemik, yang artinya lemah di satu sisi akan membuat lemah sisi yang lain

Kerap dipandang sebelah mata, nyatanya ibukota tercinta memiliki banyak potensi wisata. Mau Wisata sejarah? Jakarta punya Kota Tua yang sangat legendaris. Wisata religi? Jakarta punya Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral yang berdiri dengan harmonis.  Wisata kuliner? Ada Gado-gado, kerak telor, kue kembang goyang, dan aneka makanan lain yang siap memanjakan lidah para wisatawan. Wisata belanja? Jangan tanya! Jakarta adalah surga belanja. Mulai dari Mal kelas atas sampai pasar tradisional yang becek, semuanya ada di Jakarta.

Jakarta sebagai tuan rumah tentu memiliki tanggung jawab yang besar. Nah, sebagai tuan rumah yang baik, ada baiknya kita (utamanya warga Jakarta) memperbaiki kualitas kebersihan agar para atlet dan wisatawan yang berkunjung mendapat impresi/kesan yang baik tentang Jakarta. Bagaimana caranya? Sederhana, kok!

Pertama, memulai kebiasaan dari diri sendiri untuk membuang sampah di tempatnya, bukan di jalanan ataupun di sungai. Harus diingat bahwa kali/sungai bukanlah tempat sampah. Memang sekarang Jakarta punya pasukan oranye yang siap membersihkan ibukota dari serbuan sampah. Akan tetapi, menjaga kebersihan lingkungan  adalah tanggung jawab semua pihak.

Kedua, memilah sampah sesuai jenisnya. Kita mengenal dua jenis sampah, yakni sampah organik dan non-organik. Sampah organik dan non-organik mesti dipilah untuk memudahkan proses daur ulang sampah. Sampah organik dapat dimanfaatkan kembali sebagai pupuk organik, sementara sampah non-organik seperti botol dan bungkus plastik bisa diolah kembali menjadi kerajinan tangan. Selain berdampak pada lingkungan, hal ini sekaligus menunjukkan kreativitas warga Jakarta dalam mengolah sampah. 

Kebersihan dan Keindahan adalah dua aspek yang tidak dapat terpisahkan. Jika suatu tempat terlihat bersih, maka output yang dihasilkan adalah keindahan. Salah satu cara untuk mewujudkan keindahan adalah dengan tidak merusak sarana dan prasaranan umum. Nahas memang kita sering mendengar berita tentang aksi vandalisme terhadap fasilitas umum ibukota. Tetapi ketahuilah bahwa aksi vandalisme adalah sesuatu yang bersifat merusak dan jauh dari kata keren.

Ayo Dukung Bersama Asian Games 2018!

Jika Indonesia khususnya Jakarta mampu menjadi tuan rumah yang baik, maka tidak menutup kemungkinan Jakarta akan menyusul kesuksesan kota-kota lain di dunia dalam menggelar kegiatan multievent. Kota London, Inggris, ‘meraup’ keuntungan USD16,5 Miliar dari Olimpiade Musim Panas ke-30 dengan komposisi 82% dari free event dan 12% melalui sektor pariwisata. Ada pula New South Wales, Australia, yang terkena ‘cipratan’ USD490 Juta ketika menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas ke-27.

Jakarta adalah milik kita bersama, oleh karena itu sudah menjadi kewajiban kita semua untuk merawat kebersihan dan keindahan Jakarta terutama saat Asian Games 2018 berlangsung.  Ketiga hal tersebut memang terdengar sederhana, namun dapat membawa dampak yang luar biasa bagi Jakarta.  Langkah kecil ini merupakan cara sederhana untuk dukung bersama demi kesuksesan Asian Games 2018. Karena, buah tangan terbaik bukanlah gantungan kunci mewah atau suvenir lainnya. Buah tangan terbaik adalah kesan positif tentang Jakarta yang dapat diceritakan oleh wisatawan mancanegara di negara asalnya. Yuk dukung bersama Asian Games 2018 dari daerahmu untuk menuju Indonesia Baik. 

Karena semangat Indonesia adalah Energi untuk Asia!