Review Jujur : Leker Paimo Semarang


Sesuai janji gua di postingan sebelumnya, kali ini gua bakal me-review jajanan legendaris di Semarang. Apakah itu gerangan??? And the answer is none other than.................... Lekker Paimo (Paimo’s Leker)! Denger-denger dari temen sih katanya enak banget. Dan rumor-rumornya sih kita bakal nunggu 1 jam atau bahkan lebih buat dapetin pesanan kita. Hmmm Jadi penasaran kan….

leker paimo semarang
Lekker Paimo, salah satu jajanan legendaris Semarang
Hari kedua Hendri di Semarang dihabiskan dengan mengunjungi Kelenteng Sam Poo Kong. Setelah dari Sam Poo Kong, kami bergegas menuju Leker Paimo yang beralamat di Jalan Karanganyar No 37, Semarang, tepatnya di depan SMA Kolase Loyola. FYI, leker Paimo buka dari pukul 09.00 s.d 17.00.

leker paimo semarang
Daftar menu
Karena gua belom pernah ke sana, maka bayangan pertama tentang Leker kenamaan ini adalah kedai leker yang menempati sebuah ruko atau bangunan, lengkap dengan meja kursi dan sedikit kipas angin layaknya kedai pada umunya. Ternyata perkiraan gua meleset. Bentuk kedai Leker Paimo hanya berupa gerobak sederhana yang ditutupi tenda dan dilengkapi kursi untuk menunggu pesanan.

Oke lanjut, Leker Paimo menawarkan dua varian rasa utama ; Gurih dan manis. Range harga berkisar dari Rp 2000 hingga Rp 25.000. Akhirnya gua memesan 1 leker coklat dan 1 leker telor sosis keju, sementara Hendri memesan 1 leker coklat dan 1 leker telor sosis keju tuna. Total ada 4 leker yang kami pesan.

Saat itu (hari Sabtu), kondisi nya rameee parahhh. Saat itu gua udah yakin kalo bakalan nunggu lebih dari 1 jam. Selain pengunjungnya banyak, ada juga yang sekali pesen langsung borongan alias banyak. Wah alamat nunggu lama ini mah :(

Kondisi diperparah dengan tidak adanya tempat menunggu yang memadai. Akhirnya banyak yang nunggu di pinggir jalan maupun di dalam mobil pribadi. Gua? Karena ga ada tempat nunggu, akhirnya gua dan Hendri nunggu di pinggir jalan, di depan ruko, sambil panas-panasan. Kena asep, debu, kenalpot, udah kayak gembel.


leker paimo semarang

Oh iya, jadi begini sistem order di Leker Paimo. Ketika lu datang, silakan ambil kertas dan daftar menu. Tulis menu yang dipesan sekaligus nama pemesan, missal atas nama ‘Cinta’. Setelah itu, silakan tunggu. Setelah itu, pelayan akan memanggil nama kita dan bertanya “Makan di sini atau bungkus”. Pilihan ada di tangan kalian, kalau gua lebih baik bungkus dan makan di tempat lain.
Baca Juga :


Tips Liburan Imlek di Semarang, Dijamin Seru!


Review Jujur Bakmi Roxy Jalan Sabang


Wisata Malam di Pecinan Semarang


Satu jam kemudian (AKHIRNYA YA ALLAH YA ROBBI) akhirnya nama gua disebut, lalu ditanya ‘Makan di sini atau dibungkus mas?’. Gua jawab “Hmmmm Apa hayooooo” wkwk ga deng. Gua jawab ‘Dibungkus ye mas”. Berselang 30 menit kemudian, pesanan kami akhirnya jadi. Karena kondisi kedai Leker Paimo yang ga memungkinkan kami untuk makan di sana, maka gua dan Hendri memutuskan pergi ke McD Pandanaran dan makan Leker Paimo di sana. BTWjarak dari Lekker Paimo ke McD Pandanaran gak terlalu jauh ya, cuma sekitar 2 km dengan jarak tempuh sekitar 10 menitan. 

Kesan pertama terhadap tampilan Leker ini adalah….. B aja.. wkwk. Sumpah. Ini menurut subjektivitas pribadi gua sih, tampilannya sama kayak tampilan leker biasa.

Bagaimana dengan rasanya? Jujur nih… menurut gua sih B aja. Leker yang rasa coklat, rasanya sama kayak leker pada umumnya. Nothing special. Coklatnya juga biasa aja, ga turah-turah (kebanyakan). Yang gua suka dari leker coklat ini adalah kulitnya yang krispi (crunchy). 

leker paimo semarang



Nah berlanjut ke Leker telor sosis keju… lagi-lagi rasanya sedikit mengecewakan. B aja. Adonan lekernya agak sedikit lembek, gak renyah kayak leker coklat. Kalo menurut gua sih lebih mirip telor dadar jadinya… wkwk. Tapiii emang harus diakui, isian lekernya banyak banget. Tapi jujur kejunya kurang berasa menurut aing mah. Terus menurut gua, bawang daunnya kebanyakan, jadinya mendominasi rasa leker ini.

Kalo menurut gua pribadi sih, sedikit mengecawakan ya... Ibaratnya gua udah nunggu lama-lama, di pinggir jalan pula.. tapi yang gua terima ga sepadan dengan pengorbanan waktu 1.5 jam nunggu. Nah mungkin sedikit masukan buat pihak leker paimo, kalau bisa tambahin pan pembuat lekernya. Karena menurut pengamatan gua, mereka cuma punya 1-2 pan leker yang digunakan untuk melayani pelanggan yang seabrek-abrek. Akhirnya, banyak yang nunggu hingga berjam-jam, gua salah satunya. Aing sebagai mahasiswa ekonomi mah lihatnya greget pisaaaannnnn karena hal itu tidak efektif dan efisien :(

Nah sekian review Leker Paimo menurut versi gua. Sekali lagi guys, ini murni 100% subjektivitas pribadi ya. Jujur apa adanya. Kalo ada yang ga setuju, ya monggo karena setiap manusia punya pikiran yang beda-beda. Bagi yang mau review/komentar terkait leker Paimo, bisa banget tulis di kolom komentar. 

It’s easy to impress me. I don’t need a fancy party to be happy. Just good friends, good food, and good laughs. I’m happy. I’m satisfied. I’m content
-Maria Sharapova

3 komentar:

  1. wkakakak saking lamanya hawanya pengen bantu abangnya masak ga sih dew :")

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah benerrrr. Rasanya tuh pengen tak beliin pan sama kompor baru biar abangnya gercep :(

      Hapus
  2. Wah makasih banyak mas sudah sharing. artikelnyaa sangat membantu dan berguna sekali. Sukses selaluu mas!

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.