Kosakata Semarangan Paling Populer versi Akhsadew!


Setiap kota di Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Salah satunya adalah dialek dan kosakata. Salah satu hal yang unik dari Kota Semarang adalah bahasanya. Bahasa khas Semarang disebut bahasa 'Semarangan'. Bahasa Semarangan memiliki kosakata khas yang tidak dimiliki oleh bahasa lokal lainnya. Selama kuliah di Semarang (Undip), gue memiliki banyak teman asli Semarang. Dan kebanyakan dari mereka akan berbicara menggunakan bahasa Semarangan saat berkomunikasi dengan sesama orang Semarang. Dan setelah gue amati, inilah beberapa kosakata bahasa Semarangan yang paling populer :

1. Ndes/Gondes
Ndes atau singakatan dari Gondes adalah bahasa Semarangan pertama yang paling populer. Ndes/Gondes sendiri memiliki arti 'goblok'. Ndes bisa bermakna keras kepala/ngeyel. Ndes juga memiliki kata padanan yang lebih halus, yakni Nda, walaupun keduanya memiliki maksud yang sama. Kosakata ini biasanya digunakan kepada teman yang sudah lama kenal atau teman akrab. Ya kali sama dosen pake kata Ndes
Dosen : Jokooo
Joko    : Opo, ndes?

*langsung di-drop out*

contoh penggunaan yang benar :
A ; Aku meh bolos wae lah (Aku mau bolos aja lah)
B ; Ojo ngono, ndes (Jangan gitu, bego)

Nah, jika gondes adalah sapaan yang sedikit kasar, maka ada pula sapaan untuk kerabat/teman/orang yang sifatnya lebih halus, yakni ‘lur’. Lur diambil dari kata sedulur yang berarti saudara.

Contoh :
Piye kabare, lur? (Bagaimana kabarmu?)
Wis mangan durung, lur? (sudah makan belum?)

2. Ik
Ik adalah kata sisipan khas Semarang. Kata Ik biasanya diletakkan di akhir kalimat dan digunakan sebagai penegasan. Ik biasa digunakan untuk menyatakan kekaguman dan kekecewaan.

Contoh :
ungkapan kekaguman : Ayu tenan, ik! (Cantik banget!)
ungkapan kekecewaan : Wonge Malah lungo, ik! ( orangnya malah pergi)

Baca Juga :


Review Jujur Bakmi Roxy ; Murah, Meriah, Enak!


Review Jujur Lunpia Gang Lombok, Semarang


Review Jujue Leker Paimo, Semarang


3. Ok
Ok (Dibaca Ok, bukan Oke) adalah sisipan lain khas logat semarangan. Ok biasanya digunakan sebagai akhiran untuk menegaskan sesuatu yang telah dikerjakan.

contoh :  Aku wis mangan, ok! (Aku udah makan!)


4. Asem (Biasanya dikasih akhiran Ik)
Asem adalah umpatan khas Semarang. Biasanya digunakan untuk mengungkapkan kekesalan dan kekecewaan. Asem bisa bermakna Sialan. Biasanya penggunaan Asem diikuti kata Ik di belakangnya, jadi Asem Ik

Contoh : Asem ik, klambiku teles (sialan, bajuku basah)


5. Piye, Jal?
Piye jal? (Bagaimana coba?) digunakan untuk menyatakan kebingungan atau keheranan. Piye jal sering dilontarkan dengan nada bertanya/keheranan. Piye Jal berasal dari piye (bagaimana) dan jajal (coba), sehingga disingkat menjadi Piye Jal (gimana coba?)

Contoh : Lha, trus aku kudu piye jal? ( Lah terus aku mesti gimana coba?)

6. Rak Wis
Kadang sesuatu yang mudah dibuat menjadi sulit dan berbelit. Orang Semarang biasa menggunakan kata Rak Wis untuk menyimpulkan sesuatu/cara yang sebenarnya mudah tapi menjadi berbelit. Mungkin dalam bahasa ‘Jakarta’, Rak Wis bisa berarti Susah Amat

Contoh :
A : Duh, PR ku rung kelar ik (Duh PR gue belom kelar nih)
B ; Tumpuk Wae, Rak Wis! (Kumpulin aja, susah amat!) 

8. He'eh
he'eh
Orang Semarang lebih suka menggunakan He’eh untuk menyatakan sikap setuju daripada menggunakan Yo. Huruf E dalam He’eh diucapkan sama seperti huruf E dalam kata Bebek.

Contoh:
A: Lagune wuenak tenan ik! (Lagunya enak banget!)
B : He'eh (Iya)

9. Jare
Jare dalam bahasa Indonesia berarti Katanya. Udah gitu aja (?). Jare bisa digunakan untuk menyatakan sumber dari berita/informasi. Jare juga bisa digunakan untuk menafikkan/menyangkal/meremehkan suatu pernyataan.
contoh :

"Jare Juminten kowe wis pindah omah?" (Kata Juminten kamu udah pindah rumah?)

atau bisa juga seperti ini

A : Indonesia punya lebih dari 20.000 pulau (padahal pulau di Indonesia hanya sekitar 13000)
B : 20.000 jare (20.000 katanya)

10. Mboan
Awalnya kata ‘Mboan’ ini gue kira merupakan kata makian seperti halnya ‘J*nck’ dalam bahasa Jawa Timuran. Ternyata ‘Mboan’ ini memiliki arti ‘dong’ atau ‘plis’. Sehingga kata ‘mboan’ sering digunakan untuk mengungkapkan imbauan/rayuan

Contoh : Ojo ngono, mboan! (Jangan gitu,dong!); melu, mboan! (ikut, dong!)

Baca Juga


Wisata Malam di Pecinan Semarang


Liburan Anti-mainstream ke Ambawara


7 Things to Do saat Imlekan di Semarang


11. Konco Bosok
Berasal dari kata konco (teman) dan bosok (busuk), Konco Bosok bisa diartikan sebagai teman yang jahat (pengkhianat) atau bisa juga bermakna halus 'teman macam apa'. Ungkapan ini biasa digunakan untuk menyebut teman yang telah mengingkari janji/mengkhianati kita/menusuk dari belakang/apalah itu pokokonya konco bosok ini berarti teman yang jahat.

Contoh :
A: Aku tresno karo bojomu :( (Aku cinta sama istrimu :( )
B: Asem, ik! Konco Bosok kowe!! (Sialan! Temen macam apa kamu??!)

12. Mbelgedes
Mbelgedes adalah salah satu 'makian' khas Orang Semarang. Mbelgedes juga bisa digunakan untuk menyimpulkan kinerja atau keadaan yang dianggap kurang bagus atau memuaskan.
Contoh :
A : Heh ndelok, klambiku apik ra? (eh lihat deh bajuku bagus ga?)
B : Halah mbelgedes (halah, gembel!)

Selain mbelgedes, Orang Semarang juga biasa menyebut kata 'bajindul' atau 'kakeane' sebagai ungkapan kekesalan. 


13. Bang Jo
Bangjo
(Via giphy)
Bang Jo di sini bukan seseorang yang bernama 'Jo' lalu dia dipanggil dengan sapaan 'Bang'. Tapi Bang Jo di kamus Semarangan bermakna lampu merah. Loh kok bisa? Penutur dialek Semarangan dikenal senang menyingkat suatu frasa. Bang Jo misalnya, berasal dari kata abang-ijo atau merah-hijau karena lampu lalu lintas ada yang berwarna merah dan hijau. Oleh karena itu, lampu lalu lintas di dialek Semarangan lebih dikenal dengan Bang Jo.

14. Sangar
Sangar dalam Bahasa Indonesia berarti ‘menakutkan’. Tetapi dalam bahasa Semarangan bisa memiliki dua arti. Yang pertama untuk mengekspresikan ketakutan. Misal “Wih raine sangar, ndes!” (Wih, mukanya nakutin!). Yang kedua bisa digunakan untuk mengekspresikan keheranan dan kekaguman. Biasanya akan disisipkan huruf ‘u’ untuk mengekspresikan kekaguman yang teramat sangat.

Contoh :
A : “Eh jarene si Juminten bar tuku Iphone X, ik” (Eh katanya si Juminten baru beli Iphone X)
B : “Wuih suangarrr (wuih gilaa)-----> Ekspresi kagum dan heran

15. RJJ
RJJ merupakan akronim (kependekan) dari frasa 'Rak Jak Jak' atau dalam bahasa Indonesia berarti 'gak ngajak-ngajak'. Orang Semarang (dan juga Orang Jawa kebanyakan) menggunakan akronim ini untuk mengekspresikan perasaan 'kesal' ketika tidak diajak/diikutsertakan pergi ke suatu tempat.
Contoh :
A :  "Heh kowe wingi pergi nang Semawis?" (Hei kemarin kamu pergi ke Semawis?)
B : "He'eh" (Iya)
A : "Asem ik, RJJ" (Sial, Gak ngajak-ngajak)

16. Munggah dan Mudun

Secara harfiah, Munggah dalam bahasa Jawa artinya naik, sedangkan mudun bermakna turun. Namun di Semarang, kedua kata ini memiliki makna yang sedikit berbeda dari kota/daerah lain di Jawa Tengah. 

Sebagai informasi, masyarakat Semarang membagi wilayah topografinya menjadi dua, yakni Kota Atas dan Kota Bawah. Sehingga, jika diaplikasikan dalam percakapan sehari-hari, Munggah bisa berarti kegiatan menuju wilayah kota Atas, yakni wilayah Banyumanik, Tembalang (Undip), Gunungpati. Sementara mudun bisa bermakna turun atau pergi ke Kota Bawah (Pusat Kota), seperti daerah Simpang Lima, Tugu Muda, hingga Kota Lama. 


17. Lhaiske
Nah ini ada tambahan dari pembaca di kolom komentar. Bahasa khas Semarangan yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari adalah lhaiske atau laiske. Lhaiske bisa bermakna ‘nah loh’ atau ‘hayo loh’. Kata lhaiske iasanya digunakan ketika kita tahu seseorang telah melakukan kesalahaan. Lhaiske juga bisa digunakan ketika seseorang sedang panik, heranan, atau kebingungan.

Contoh :
A : Lur, koe ndelok kunci motorku ra? (Coy, kamu lihat kunci motorku gak?)
B : Lhaiske, kok koe nanya karo aku? (Nah lho, kok kamu malah nanya sama aku?)


***

Mungkin itulah beberapa Kosakata Semarangan paling populer di Semarang dengan mengambil sampel mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip. Sebenarnya masih banyak lagi kosakata khas Semarangan. Hal itu menunjukkan keunikan Kota Semarang dari kota lainnya. Jika ada kata-kata yang salah, mohon dikoreksi. Karena pengamatan ini menggunakan metode yang tidak jelas (?). Jika ada yang ingin menambahkan, yuk komen di kolom komentar!


Tanpa mempelajari bahasa sendiri pun orang takkan mengenal bangsanya sendiri..
― Pramoedya Ananta Toer 

25 komentar:

  1. ciyee jadi kamu ngamatin aku ya dew?? jadi maluu ahhh wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wwkwkw yaah ketahuan deh. Akhirnya kamu tau kan sul alasan aku nanya arti 'bajigur' waktu itu ke kamu? tapi akhirnya bajigur ga aku masukin ke dalam list :( Haha.

      Hapus
    2. He em wkwkwk pas pertama baca juga responku lgsg "oalahh kemaren tanya2 bajigur ternyata buat postingan ini to"

      Hapus
  2. Kalo laiske itu apa ya? 😂😂😂

    BalasHapus
  3. Ralat dikit, "rak wis" betul memang maknanya membuat simple sesuatu. Tapi arti harfiahnya semacam "udah". Contoh: ngene wae rak wis! (ARTINYA: Gini aja udah!). But over all keren, saya mengapresiasi ini :). Goodluck!

    BalasHapus
  4. Koyo ngono neng kne rodo angel..priuk akeh to lee ,lah kalo ini artinya apaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seperti itu di sini susah,priuk kaya gitu banyak cah.

      Hapus
  5. Balasan
    1. kayak org yg ga bener, kak. aku biasane nyebut gondes2 gitu juga bisa kreak2

      Hapus
  6. Wah, jadi nostalgia nemu blog ini. Saya menghabiskan masa kecil hingga remaja di Smg dan ini memang makanan sehari-hari cah Semarangan. Oya, untuk "Duh, PR ku rung kelar ik", seingat saya jarang yang pakai kata "kelar", lebih sering pakai "bar" dari kata bubar. Jadi "Duh, PR ku rung bar ik". Postingan yang bagus. Btw, mase Semarange ndek mana? ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh iya orang Semarang lebih suka pakai kata 'bar' dan 'rampung' ya dibandingkan 'kelar' :D. BTW, saya dulu nggekos di Tembalang karena kuliah di Undip kampus Atas. Terima kasih sudah mampir ke blog ini, mba :)

      Hapus
  7. Balasan
    1. Combrote itu makian, plesetan dari "cocot e" artinya mulutmu

      Hapus
  8. Balasan
    1. Kreak keknya bahasa medan la awoakwoakwoak. Kreak = Belagu

      Hapus
    2. Kreak itu kere mayak (miskin banyak gaya), sama kyk jamet lah penggunaannya

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.