Masjid-Masjid Unik di Indonesia


Marhaban Yaa Ramadhan. Tidak terasa kita sudah kembali memasuki Bulan suci Ramadan. Bulan di mana pintu ampunan dibuka selebar-lebarnya. Bulan di mana pahala amal dilipatgandakan. Bulan yang selalu dinanti-nantikan kedatangannya oleh seluruh umat muslim di dunia. Orang Indonesia sering menyebut Bulan Ramadan dengan bulan puasa, karena di bulan ini seluruh umat Islam yang sudah akil baligh diwajibkan untuk berpuasa.

Puasa dilakukan dengan menahan lapar, haus, dan hawa nafsu mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari. Sedangkan pada malam hari, mereka disunahkan (dianjurkan) untuk menunaikan solat tarawih di Masjid. Bicara soal masjid, di Indonesia sendiri sangatlah mudah untuk menemukan masjid, mulai dari masjid kecil (musala/langgar) hingga yang berukuran besar. Hal ini karena mayoritas penduduk Indonesia adalah pemeluk agama Islam.  Dari sekian banyak masjid di Indonesia, ada beberapa yang terbilang unik. Baik unik dari sisi sejarahnya, dari sisi konstruksinya, maupun dari sisi arsitekturnya. Berikut adalah beberapa masjid unik di Indonesia


1. Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang (Memiliki Payung Hidrolik seperti Masjid Nabawi di Madinah)

Masjid Agung Jawa Tengah

Masjid Agung Jawa Tengah atau sering disingkat MAJT adalah sebuah Masjid Agung yang terletak di Ibukota Jawa Tengah, Semarang. Masjid ini dibangun dari tahun 2001 dan diresmikan pada tahun 2006 oleh Presiden SBY. Masjid yang menjadi kebanggaan Jawa Tengah ini kini menjadi sebuah tempat yang wajib dikunjungi apabila sedang berkunjung ke Kota Semarang. Masjid Agung Jawa Tengah dirancang dalam gaya arsitektur campuran Jawa, Islam dan Romawi. Masjid ini diarsiteki oleh Ir. H. Ahmad Fanani. Bangunan utama masjid beratap limas khas bangunan Jawa namun di bagian ujungnya dilengkapi dengan kubah besar berdiameter 20 meter. Ditambah dengan 4 menara masing masing setinggi 62 meter di setiap penjuru atapnya. Masjid ini dilengkapi dengan satu menara masjid setinggi 99 meter yang menyimbolkan 99 Nama-Nama baik Allah SWT.  

Sentuhan gaya romawi terlihat dari 25 buah pilar yang melambangkan ke25 Nabi dan Rasul. Masjid ini memiliki keunikan berupa adanya 6 buah payung hidrolik seperti yang ada di Masjid Nabawi. Angka 6 menyimbolkan Rukun Iman dalam agama Islam. Tinggi masing masing payung hidrolik adalah 20 meter dengan diameter 14 meter. Payung hidrolik hanya dibuka setiap solat Jumat dan solat dua Hari Raya (Idul Fitri dan Idul Adha) dengan catatan kondisi angin tidak melebihi 200 knot. Selain sebagai tempat ibadah, Masjid ini juga menjadi tempat wisata religi yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti tempat makan, auditorium, dan Museum Kebudayaan Islam.

2. Masjid Raya Mahligai Minang, Padang (Arsitekturnya yang menyerupai Rumah Gadang)
Masjid Raya Sumatera Barat
Masjid Raya Sumatera Barat atau nama lainnya Masjid Mahligai Minang adalah masjid unik berikutnya. Kompleks Masjid Raya Sumatera Barat menempati area seluas 40.343 meter persegi di perempatan Jalan Khatib Sulaiman dan Jalan Ahmad Dahlan. Masjid ini mengadopsi gaya arsitektur rumah Gadang dengan ciri bangunan berbentuk gonjong. Jika dilihat dari atas, masjid terbesar di Sumatera Barat ini memiliki 4 sudut lancip yang mirip dengan desain atap rumah gadang, hingga ukiran Minang dan kaligrafi pada dinding bagian eksterior masjid. Masjid ini merupakan hasil rancangan dari arsitek Rizal Muslimin, yaitu pemenang sayembara desain Masjid Raya Sumatera Barat yang diikuti oleh 323 peserta dari berbagai negara pada tahun 2007. 

Konstruksi bangunan dirancang menyikapi kondisi geografis Sumatera Barat yang beberapa kali diguncang gempa berkekuatan besar. Menurut rancangan, kompleks bangunan akan dilengkapi pelataran, taman, menara, ruang serbaguna, fasilitas komersial, dan bangunan pendukung untuk kegiatan pendidikan. Masjid yang berkapasitas 20.000 jamaah ini juga dilengkapi dengan shelter dan tempat evakuasi korban tsunami yang ada di lantai 2 dan 3.

3. Masjid Dian Al Mahri, Depok (Masjid Dengan Kubah yang Dilapisi Emas)
Masjid Dian Al Mahri
Mungkin nama Masjid Dian Al Mahri masih asing di telinga kita, tapi ketika mendengar nama masjid Kubah Emas pasti siapapun sudah mengtahuinya. Masjid Dian Al Mahri dikenal juga dengan nama Masjid Kubah Emas adalah sebuah masjid yang terletak di tepi jalan Raya Meruyung, Kecamatan Limo, Depok, Jawa Barat. Keunikan dari masjid ini ialah karena kubah-kubahnya yang dilapisi oleh emas.  

Masjid ini dibangun oleh Hj. Dian Djuriah Maimun Al Rasyid, pengusaha asal Banten, yang telah membeli tanah ini sejak tahun 1996. Masjid Kubah Emas mulai dibangun sejak tahun 2001 dan selesai sekitar akhir tahun 2006. Masjid ini dibuka untuk umum pada tanggal 31 Desember 2006 dengan luas kawasan 50 hektare. Bangunan masjid ini menempati luas area sebesar 60 x 120 meter. Masjid Dian Al Mahri dapat menampung sekitar kurang lebih 20.000 jemaah. Masjid Dian Al Mahri memiliki 5 kubah, Satu kubah utama dan 4 kubah kecil. Bentuk kubah utama masjid ini mengadopsi bentuk kubah ‘bawang’ yang sama seperti kubah pada Taj Mahal. 

Selain tampak megah di luar, masjid ini juga tampak megah di dalam. Di dalam masjid ini terdapat lampu gantung yang didatangkan langsung dari Italia seberat 8 ton. Selain itu, relief hiasan di atas tempat imam juga terbuat dari emas 18 karat. Begitu juga pagar di lantai dua dan hiasan kaligrafi di langit-langit masjid. Sedangkan mahkota pilar masjid yang berjumlah 168 buah berlapis bahan prado atau sisa emas. Masjid ini menjadi satu satunya masjid berkubah emas di Indonesia.

4. Masjid Menara Kudus, Kudus (Masjid Dengan sentuhan Budaya Hindu Jawa)
Masjid Menara Kudus
Sunan Kudus adalah salah satu Walisongo yang menyebarkan Islam di Kota Kudus. Sunan Kudus dikenal lihai dalam mengakulturasikan budaya Islam dengan budaya Hindu-Buddha yang kala itu menjadi agama mayoritas masyarakat Kudus. Salah satu peninggalan beliau yang sampai saat ini masih bisa kita lihat adalah Masjid Menara Kudus. Masjid Kudus sendiri memiliki nama asli Masjid Al-Aqsa, karena peletakan batu pertama masjid ini menggunakan batu dari Masjid Al-Aqsa di Palestina. Masjid ini dibangun pada tahun 1549 atau 956 hijriah.

Salah satu keunikan masjid ini terletak di pintu masuk (gapura) nya. Masjid ini memiliki gapura berbentuk Candi Bentar yang sejatinya adalah gapura yang lazim ditemui di bangunan Candi dan pura. Selain di luar masjid, di dalam masjid juga dapat kita temui sebuah gapura yang masyarakat sekitar menyebutnya dengan 'Lawang Kembar'. Konon kabarnya gapura tersebut berasal dari bekas kerajaan Majapahit dahulu. Masih di Areal Masjid Kudus, terdapat sebuah menara yang menyerupai Candi. Sejatinya, itu bukanlah candi melainkan sebuah menara masjid, yakni Menara Kudus.


Menara Kudus memiliki ketinggian sekitar 18 meter dengan bagian dasar berukuran 10m x 10m. Kaki dan badan menara dibangun dan diukir dengan motif Jawa-Hindu. Ciri lainnya bisa dilihat pada penggunaan material batu bata yang dipasang tanpa perekat semen. Seperti candi hindu pada umumnya, menara Kudus ini terdiri atas tiga bagian, yakni kaki, badan, dan puncak bangunan. Menara ini juga dibangun menggunakan bata merah yang merupakan material yang banyak digunakan untuk membuat Candi pada masa kerajaan Majapahit. Saat waktu solat tiba, maka muazin akan naik ke atas menara, kemudian memukul bedug dan mengumandangkan azan.


Baca Juga : Ziarah ke Masjid Menara Kudus

5. Masjid Muhammad Cheng Hoo, Surabaya (Masjid yang Arsitekturnya menyerupai Kelenteng)

Masjid Muhammad Cheng Hoo
Masjid ini dinamai Masjid Muhammad Cheng Hoo sebagai bentuk penghargaan terhadap seorang Laksamana asal Negeri Cina yang beragama Islam. Dalam perjalanannya di kawasan Asia Tenggara, Cheng Hoo bukan hanya berdagang dan menjalin persahabatan, tetapi juga menyebarkan agama Islam. Masjid yang berlokasi di Jalan Gading, Ketabang, Genteng, Surabaya ini terbilang unik karena arsitektur nya yang lebih menyerupai kelenteng daripada sebuah masjid.

Masjid Muhammad Cheng Hoo ini mampu menampung sekitar 200 jamaah. Perpaduan Gaya Tiongkok dan Arab memang menjadi ciri khas masjid ini. Arsitektur Masjid Cheng Ho diilhami Masjid Niu Jie (Ox Street) di Beijing yang dibangun pada tahun 996 Masehi. Gaya Niu Jie tampak pada bagian puncak atau atap utama dan mahkota masjid. Selebihnya, hasil perpaduan arsitektur Timur Tengah dan budaya lokal, Jawa. Arsiteknya ialah Ir. Abdul Aziz dari Bojonegoro.

6. Masjid Al Irsyad, Bandung (Masjid Berbentuk Kubus)
Masjid Al Irsyad
Inilah salah satu karya terbaik Ridwan Kamil. Masjid Al Irsyad tidak seperti masjid pada umumnya yang rata-rata memiliki kubah. Desain masjid dirancang mirip dengan Kakbah di Masjidil Haram. Warna dasarnya abu-abu. Penataan batu bata pada keseluruhan dinding terlihat sangat mengagumkan. Batu bata disusun berbentuk lubang atau celah di antara bata solid. Dilihat dari kejauhan, akan terlihat lafaz Arab yang terbaca sebagai dua kalimat tauhid, Laailaha Ilallah Muhammad Rasulullah, yang artinya Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. 

Selain memiliki fungsi artistik, lubang-lubang itu juga berfungsi sebagai ventilasi udara. Menjelang malam, ketika lampu di dalam masjid mulai dinyalakan, sinar lampu akan menerobos celah ventilasi sehingga jika dilihat dari luar tampak seperti masjid yang memancarkan cahaya berbentuk kalimat tauhid. 

Pembangunan masjid menghabiskan dana sebesar Rp 7 miliar dan dapat menampung 1500 jamaah. Dan yang hebatnya lagi, beberapa bulan setelah dibangun, Masjid Al Irsyad meraih Penghargaan "The Best 5 World Building of The Year 2011" untuk kategori Bangunan Religi, versi Archdaily & Green Leadership Award tahun 2011 dari BCI Asia. Wow 

7. Masjid Amirul Mukminin, Makassar (Masjid Terapung Pertama di Indonesia)
Masjid Terapung
Jika Kota Jeddah memiliki masjid Ar-Rahmah yang dikenal sebagai masjid terapung, ternyata Makassar juga punya masjid terapung. Masjid itu bernama Masjid Amirul Mukminin. Masjid Amirul Mukminin terletak di teluk Makassar atau di pantai Losari. Karena Masjid dengan arsitektur modern itu memang dibuat di bibir pantai dengan pondasi cukup tinggi, maka dalam keadaan air pasang akan terlihat seperti terapung di laut. Oleh karena itu, masjid ini oleh masyarakat sekitar sering disebut Masjid Terapung. 

Masjid ini dibangun berkat gagasan Walikota Makassar yang ingin memperkaya khazanah landmark Kota Makassar dan wisata religius di kota itu. Masjid ini diresmikan pada 21 Desember 2012 oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla yang kala itu menjabat sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia Walaupun tidak kelihatan besar, namun Masjid yang terdiri dari 3 lantai ini mampu menampung sekitar 400 jamaah. Untuk lantai teras yang berada tepat di bawah kubah banyak digunakan warga untuk melakukan kegiatan rekreasi, seperti melihat sunset di Pantai Losari. Menarik bukan menunggu datangnya waktu magrib sambil melihat Sunset di Pantai Losari dari dalam Masjid ini? 

8. Masjid Tiban, Malang (Konon dibangun dalam waktu satu Malam)
Masjid Tiban
Masjid ini konon katanya dibangun oleh bala tentara jin dalam waktu satu malam. Masjid yang sebenarnya merupakan Pondok Pesantren Salafiah Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah ini terletak di Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Disebut Masjid Tiban karena Konon masjid yang sangat megah ini dibangun tanpa sepengetahuan warga sekitar, dan menurut mitos dibangun oleh jin dalam waktu hanya semalam. Namun setelah dikonfirmasi, ternyata Masjid ini dibangun secara gotong royong dengan bantuan jamaah dan santri. 

Selain memiliki keunikan di balik sejarah pendiriannya, masjid ini juga memiliki keunikan arsitektur, yakni campuran antara gaya Timur Tengah dengan India. Bangunan utama pondok dan masjid tersebut mencapai 10 lantai. Tingkat 1 sampai 4 digunakan sebagai tempat kegiatan para Santri. Lantai 6 seperti ruang keluarga, sedangkan lantai 5, 7, 8 terdapat toko-toko kecil yang di kelola oleh para santri wanita. Berbagai macam makanan ringan dijual dengan harga murah, selain itu ada juga barang-barang yang dijual berupa Sarung, Sajadah, Jilbab, Tasbih dan sebagainya.

Tak hanya unik, di dalam ponpes tersebut juga tersedia kolam renang, dilengkapi perahu yang hanya khusus untuk dinaiki wisatawan anak-anak. Di dalam komplek ponpes itu juga terdapat berbagai jenis binatang seperti kijang, monyet, kelinci, aneka jenis ayam dan burung. Sungguh unik bukan?

9. Masjid An Nurumi, Jogjakarta (Masjid Bergaya Cremlin khas Rusia)
Masjid An-Nurumi
Sekilas, Masjid ini mirip dengan Katedral St. Basil di Russia. Namun, sebenarnya ini adalah sebuah masjid yang bernama Masjid An-Nurumi yang terletak di tepi jalan Jogja-Solo tepatnya di Jalan Solo Km 15, Candisari, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Karena kubahnya yang menyerupai kubah di Katedral St. Basil di Russia yang bergaya Cremlin, maka masjid ini sering disebut 'Masjid Cremlin' atau 'Masjid Permen' karena berwarna-warni seperti permen lolipop. 

Masjid unik ini diresmikan penggunaannya oleh Sultan Hamengkubuwono X sebagai tempat beribadah warga sekitar dan para pelancong yang kebetulan melintas di kawasan perbatasan Jateng-DIY. Adapun di dalamnya seperti masjid pada umumnya yang memiliki mimbar bergaya jawa. Pada bulan ramadhan, masjid ini hanya digunakan untuk kegiatan 'takjilan' karena daya tampungnya yang tidak begitu banyak untuk menyelenggarakan salat tarawih.


10. Masjid Safinatun Najah Semarang, Berbentuk Seperti Replika Kapal Raksasa

Selain Masjid Agung Jawa Tenagh, Semarang kini juga memiliki masjid unik lainnya. Adalah Masjid Safinatun Najah yang beralamat di Jalan Kyai Padak, Kelurahan Podorejo, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Kebanyakan orang memanggil Masjid ini sebagai “Masjid Kapal” lantaran bentuknya yang menyerupai kapal. Safinatun Najah sendiri dalam Bahasa Indonesia bermakna kapal penyelamat. Masjid Kapal Semarang dibangun dengan panjang 50 meter, lebar 17 meter, dan tinggi 14 meter di tanah seluas 4000 m2. Bangunan ini terdiri atas 4 lantai yang fungsinya berbeda-beda. Lantai pertama digunakan sebagai ruang pertemuan, balai pengobatan, dan tempat wudhu. Lantai kedua dan ketiga digunakan sebagai tempat ibadah, serta lantai empat merupakan tempat untuk melihat pemandangan sekitar yang masih berupa hutan dan sawah.

Baca Juga :Bahtera Nabi Nuh di Pinggiran Semarang

Itulah kiranya beberapa masjid di Indonesia yang memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya dengan masjid lainnya. Sudah menjadi kewajiban kita sebagai umat muslim untuk memakmurkan dan 'menghidupkan' masjid. Apalagi di bulan Ramadan ini, segala amal perbuatan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah. Allah Yang Maha Perkasa Lagi Maha Agung berfirman:

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ ۖ فَعَسَىٰ أُولَٰئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ

Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari akhir, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” 
(QS. At Taubah: 18)


*Diolah dari berbagai sumber

1 komentar:

  1. Sebagai tambahan, di Kalimantan Barat tepatnya di Sukadana Kabupaten Kayong Utara dibangun masjid megah bernama Masjid Oesman Al-Khair yang berdiri di atas laut, dengan pemandangan yang megah, arsitektur yang menawan, wajib dikunjungi.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.