Back to Solo Part I : Antara SRITEX dan Keinginan yang Tertunda


Inikah yang disebut “Kalau rezeki gak bakal ke mana”?

Jadi, cerita ini gak bisa dilepaskan dari pengalaman gua selama kuliah. Tahun 2016, gua dan teman-teman di Lembaga Pers Mahasiswa melakukan Studi Banding ke Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) di Kota Surakarta (Solo). FYI, itu adalah pengalaman pertama gua menginjakkan kaki di Kota kelahiran Presiden Jokowi ini.

Saat itu juga, gua langsung ‘terpikat’ dengan kota kecil yang bersahaja ini. Tata kotanya yang cukup rapih, jalanan yang sempit tapi jarang macet, ditambah sentuhan dan ornamen budaya Jawa di hampir setiap bangunannya.

Kemudian gua bertekad, “Pokoknya sebelum lulus kuliah, gua harus eksplor Solo. TITIK!!” Kenapa harus sebelum lulus kuliah? Ya pasti karena ongkos Semarang-Solo pasti jauh lebih murah dibanding ongkos Jakarta-Solo.

Tetapi, lama kelamaan tekad itu pun sirna dengan bermacam alasan. Mulai dari sibuk organisasi, sibuk nyusun skripsi, belajar Ujian Komprehensif, sampai masalah klasik anak kos yakni gak punya duit, HAHA. Solo pun tak kunjung terjamah sampai gua lulus kuliah di awal 2019.

Tapi balik lagi, yang namanya rejeki gak bakal kemana.

Jadi sekarang gua udah diterima kerja menjadi jurnalis di sebuah media ekonomi nasional *Alhamdulillah*. Di saat kawan-kawan gua di jurusan Ekonomi berlomba-lomba kerja di bank, lembaga pembiayaan, sampai ikut ODP-an, gua malah banting setir jadi jurnalis WKWK.

Singkat cerita, atasan gua datang menawarkan produk MLM sesuatu.

A : Dewa, terakhir ikut upacara kapan?
W : Udah lama sih mas, waktu KKN dua tahun lalu. Kenapa, mas?
A : Mau ikut upacara lagi, gak?
W : Bole sih mas.

Gua pun diberi sepucuk undangan untuk ikut upacara 17an dari sebuah perusahaan tekstil terbesar di Indonesia, yakni PT Sri Isman Rejeki Tbk atau yang familiar disebut SRITEX. Selain HUT ke-64 RI, undangan itu juga berisi perayaan HUT ke-53 SRITEX.

Dan kalian tahu, lokasi perayaan HUT SRITEX dan upacara HUT RI ada di….. Solo dan Kabupaten Sukoharjo

Balik lagi guys, yang namanya rejeki gak bakal kemana. Inilah cara Tuhan membawa saya kembali ke Solo *ciah.

Singkat cerita, pagi-pagi buta 16 Agustus 2019 gua berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma untuk menuju Bandara Adi Soemarmo di Solo (tepatnya sih di Boyolali tapi sering ‘diaku-aku’ Solo wks).

Bandara Adi Soemarmo Solo. BTW Sekarang tampilan Bandara Adi Soemarmo udah keren banget lho

Eits, saya tidak sendirian pemirsahh. Ada kurang lebih 20an jurnalis asal Jabodetabek yang ikut dalam acara media gathering kali ini. Ada pula 10 jurnalis yang berasal dari Kota Solo dan Surabaya. Jadi, jika ditotal ada kurang lebih 30 awak media yang ikut dalam acara kali ini. Kami datang dari latar belakang dan jenis media yang beragam, mulai dari media cetak, elektronik, hingga online. 

Agenda pertama adalah kunjungan pabrik (factory visit) dan kantor pusat (Head Office) SRITEX di Jalan K.H Samanhudi, Jetis, Kabupaten Sukoharjo. Asal kalian tahu guys, pabrik SRITEX itu luuuuuasss buanget. Gak bohong. Gua kasih tahu ya, luas pabrik SRITEX di Sukoharjo itu kurang lebih 50 hektare. 50 hektare coy! Itu cuma pabrik di Sukoharjo doang, belum lagi pabrik anak usaha SRITEX di luar Sukoharjo.

Percaya gak, meskipun sekarang SRITEX punya pabrik yang luas dan megah, tapi awal mula SRITEX berasal dari sebuah kios kecil nan sederhana di Pasar Klewer. Pendirinya adalah H. Muhammad Lukminto, yang mendirikan sebuah Usaha Dagang (UD) bernama Sri Rejeki pada tahun 1966.
kunjungan ke pabrik SRITEX
Patung pendiri SRITEX, H.M Lukminto di pabrik SRITEX Sukoharjo

Berkat ketekunan Lukminto, UD ini mampu berkembang pesat. Hingga pada tahun 1968 UD Sri Rejeki mampu membangun pabrik printing sendiri. Pada tahun 1972, pabrik yang terus berkembang ini diberi nama PT Sri Rejeki Isman. Sepeninggal Lukminto, kini SRITEX dinahkodai oleh kedua anak Lukminto yakni Iwan Setiawan Lukminto dan Iwan Kurniawan Lukminto.

Balik ke masalah pabrik SRITEX. Di sini terdapat empat bagian produksi pertama. Dan bagian pertama yang kami kunjungi adalah bagian spinning (pemintalan benang).
kunjungan ke pabrik SRITEX
Pintu masuk pabrik Spinning
Nah, sebelum masuk ke pabrik spinning, pengunjung wajib/kudu/mesti/harus pakai masker karena bahan baku di sini berupa kapas yang partikelnya dapat mengganggu saluran pernapasan. Kami juga diwajibkan menggunakan penyumbat telinga yang berfungsi untuk mencegah gangguan pendengaran selama kunjungan pabrik. Karena eh karena, mesin-mesin di sini berkecepatan cahaya tinggi sehingga mengeluarkan suara yang sangat bising.
kunjungan ke pabrik SRITEX
Lini produksi spinning
Sesuai namanya, bagian ini memintal serat menjadi benang. Kapasitas benang yang dihasilkan oleh SRITEX grup mencapai 1,1 juta bales (bendel) benang setiap tahunnya dan diekspor ke pasar luar negeri mulai dari Jepang, Argentina, Amerika Serikat, dan Korea Selatan.
kunjungan ke pabrik SRITEX
Foto terossssss
Kami lalu pindah ke proses berikutnya yakni weaving (penenunan). Di sini, benang yang telah jadi ditenun menjadi kain setengah jadi. Kain ini juga diekspor ke luar negeri mulai dari Turki, Belgia, hingga India. Dalam setahun, SRITEX mampu menghasilkan 179,99 juta meter kain.
kunjungan ke pabrik SRITEX
Alat weaving (penenunan)
Selanjutnya adalah bagian finishing, yakni proses pencelupan (dyeing) dan percetakan (printing) kain yang masih polos menjadi kain jadi. Alat yang digunakan adalah alat berteknologi mutakhir sehingga dapat meminimalisir limbah. SRITEX menyuplai kain jadi ini ke perusahaan-perusahaan tekstil di Turki dan China. Bagian finishing mampu memproduksi 240 juta yard kain jadi setiap tahunnya.

Bagian produksi terakhir adalah garment, yakni proses produksi yang mengubah kain jadi menjadi pakaian siap pakai. Produk garment dibagi menjadi dua jenis, yakni seragam militer (uniform) dan fashion. Yang lebih membanggakan lagi, SRITEX menjadi produsen baju militer untuk 33 negara di seluruh dunia! WEW!
kunjungan ke pabrik SRITEX
Lini produksi garment
kunjungan ke pabrik SRITEX
Display seragam tentara hasil produksi SRITEX, mulai dari Sudan, Malaysia, Jerman, Belanda, UAE, hingga Swedia.
Usai kunjungan pabrik, agenda selanjutnya adalah konferensi pers (konpers) dengan dua punggawa SRITEX, yakni Iwan Setiawan Lukminto dan Iwan Kurniawan Lukminto. *namanya agak mirip-mirip ya, jangan ketuker*. Sesi konpers ini dipandu oleh Joy Citradewi yang saat ini menjabat sebagai Investor Relation SRITEX. Tahu gak, dulu Mbak Joy pernah jadi jurnalis loh, tepatnya jurnalis di CNN Indonesia.
Hayo tebak yang mana Pak Iwan Setiawan Lukminto yang mana Iwan Kurniawan Lukminto?
SRITEX dapet kejutan kue ulangtahun dari BRI nih ceritanya... Cieeeee
Selesai presscon, agenda selanjutnya adalah istirahat dan bebersih badan alias mandi di Hotel Sahid Jaya di Solo. Perjalanan Sukoharjo-Solo kurang lebih memakan waktu 1 jam dengan menggunakan bus. Hotelnya lumayan nyaman lah ya. Kamar hotel yang harusnya untuk 2 orang hanya diisi oleh gua seorang HAHAHAHA. View nya bagus pula, bisa lihat matahari terbenam hari mulai malam, terdengar burung hantu suaranya merdu~~~~

Hotel Sahid Jaya Solo
Pemandangan dari lantai 3 Hotel Sahid Jaya Solo
Waktu istirahat dan berbenah ga terlalu lama karena malam harinya akan ada puncak perayaan HUT ke-53 SRITEX di Diamond Solo Convention Centre. Di perjalanan menuju lokasi, gua melewati mall paling prestisius di Solo, yakni Solo Paragon Mall. Bangunan ini cukup 'nyentrik' karena menampilkan seperangkat wayang di fasad depan bangunan mall. Sebuah perpaduan ciamik antara budaya tradisional dengan bangunan bergaya modern. That's why I love So-Lo.

Jujur awalnya sempat underestimate sama acara perayaan HUT ke-52 SRITEX ini. Karena di pamflet tulisannya cuma ‘fashion show’.. Eh, ternyata gua salah besar…

Acaranya bener-bener super keren! Sebagai pembuka, penonton disajikan drama kolosal yang menggambarkan kehidupan rakyat Solo di sekitar Pasar Klewer. Ya seperti diketahui, SRITEX lahir dari sebuah kios sederhana di Pasar Klewer. Suasana saat itu benar-benar menggambarkan kehidupan sehari-hari warga Solo, mulai dari ibu yang mengantar anaknya sekolah, loper koran yang sibuk jualan, hingga tukang sayur yang dikerubungi ibu-ibu.


Yang bikin suasana tambah 'hidup' adalah host yang memandu jalannya acara malam itu. Hayo tebak siapa???? Tidak lain dan tidak bukan adalah mantan Video Jockey (VJ) kawakan Robby Purrrrrba. *Hmmm saya mencium sesuatu Robihhh*


Penonton juga dihibur dengan penampilan ciamik penyanyi keroncong Endah Laras yang berduet dengan anaknya, Woro. Tidak lupa, penyanyi asli Solo ini memainkan ukulele andalannya.
Perayaan HUT ke-53 SRITEX
Endah Laras, ukulele, dan gapura Pasar Klewer
Ada juga prosesi pemotongan tumpeng yang dilakukan oleh Ibu Hj. Susyana Lukminto yang merupakan istri alm Lukminto sekaligus Presiden Direktur SITEX. Ibu Susyana didampingi oleh Pak Iwan Setiawan dan Pak Iwan Kurniawan beserta anak dan cucunya yang lain.
Perayaan HUT ke-53 SRITEX
Prosesi tumpengan HUT ke-53 SITEX
Seperti yang gua bilang tadi, acara inti malam ini adalah fashion show (peragaan busana). Gelaran ini menampilkan karya desainer muda tanah air. Yang bikin sesi ini menarik adalah fashion show yang diselingi oleh penampilan/atraksi. Ada penampilan light dance hingga tarian kolosal dari kawan-kawan (maaf) tuli. Jadi ga bikin bosyan.

Perayaan HUT ke-53 SRITEX
Light dance
Perayaan HUT ke-53 SRITEX
Penampilan spektakuler dari kawan-kawan (maaf) tuli. Meski memiliki kekurangan, tapi mereka membawakan tarian ini dengan sempurna!
Perayaan HUT ke-53 SRITEX
Fashion show
Nah yang ditunggu pun tiba... yakni penampilan dari penyanyi idola kaum wanita ; Tulus. Weeeeh pas Tulus masuk ke panggung langsung deh para kaum hawa jejeritan -___-. Tapi emang harus diakui Tulus totalitas banget waktu lagi manggung. BTW ini adalah pertama kalinya gua nonton Tulus secara langsung, biasanya cuma nonton video klipnya di Youtube 🤣
Tulus di Perayaan HUT ke-53 SRITEX
Pria kelahiran 32 tahun lalu ini menyanyikan beberapa lagu andalannya mulai dari Gajah, Monokrom, Jangan Cintai Aku Apa Adanya, hingga Manusia Kuat
Setelah Tulus sukses membuat kaum hawa menjerit, kini giliran penyanyi wanita yang bikin kaum adam menjerit histeris. Siapa lagi kalau bukan.......Raisa! Wanita 29 tahun ini sukses bikin seisi Diamond Solo Convention Centre jadi baper dengan lagu-lagunya, mulai dari Kali Kedua, Arti Menunggu, hingga.............................. Mantan Terindah😢
Raisa di Perayaan HUT ke-53 SRITEX
Mbak Yaya
Dan acara diakhiri dengan menyanyikan lagu ‘Bendera’ yang dipopulerkan oleh grup band Cokelat. Gokil, seru banget agenda hari ini! Mulai dari ketemu kawan-kawan baru, kunjungan ke pabrik SRITEX, audiensi dengan petinggi SRITEX, lihat fashion show, sampai ketemu Tulus dan Mbak Yaya. Eits, keseruan gua di Solo dan Sukoharjo masih belum selesai. Masih ada acara lain yakni perayaan HUT ke-74 Republik Indonesia. Penasaran? Tunggu cerita selanjutnya~~~

Terkadang dalam banyak keterbatasan, kita harus bersabar menunggu rencana terbaik datang, sambil terus melakukan apa yang bisa dilakukan.

-Tere Liye

1 komentar:

  1. Many of the best sportsbooks have apps for iOS and Android devices, allowing you to play via your cellular gadget. An growing number of states are shifting toward legalizing online sports betting, so certain to|make certain to|remember to} examine back to this record. Not all states have the same sports betting capabilities, with totally different states legalizing sorts 돈포차 of|several sorts of|various varieties of} wagering. It is necessary to examine in your state for the principles and regulations.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.