Mengejar Surya di Gunung Bromo, Tempat Bersemayam Sang Brahma


Sepertinya, gua mulai menyukai pekerjaan gua sebagai jurnalis..

Satu per satu tempat dan destinasi yang sangat ingin gua kunjungi akhirnya menjadi kenyataan. Jika sebelumnya gua sudah menceritakan keinginan buat kembali ke Solo akhirnya terwujud, sekarang giliran bucket list lainnya yang akhirnya terwujud berkat profesi ini. Garis tangan akhirnya membawa gua mengunjungi salah satu mahakarya terindah yang pernah Tuhan ciptakan : Gunung Bromo.

Seperti yang gua jelaskan di atas, kunjungan ke Gunung Bromo tidak bisa dilepaskan dari pekerjaan gua saat ini sebagai jurnalis. Singkat cerita nih, salah satu BUMN (sebut saja PGN) mengajak rekan-rekan media dari Jakarta untuk berkunjung ke salah satu situs gasnya yang ada di Kabupaten Pasuruan. Sekalian buat media gathering gitooh.

"Gunung Bromo bukannya di Pasuruan yah? Mudah-mudahan mampir ke Bromo kek, lewat doang gapapa dah...." gumam hati w saat itu.

Rundown acara pun dibagikan. Sampai H-1 keberangkatan, gak ada pemberitahuan perubahan jadwal. BTW kunjungan ke Surabaya dan Pasuruan berlangsung dua hari dan semua jadwalnya cuma site visit ke situs PGN di Pasuruan. Oke... mungkin belum rejeki ke Bromo *sok tegar padahal dalam hati mah ngarep*.

Di perjalanan menuju situs gas di Pasuruan, pihak PGN bilang ke awak media :


*Gengs, kita ada perubahan jadwal yak. Cussss cek grup Wasap

Gua pun langsung cek Grup Wasap keluarga Media gathering. Kalian pasti udah bisa nebak dong..... jadwal hari kedua diubah dan diganti dengan melihat matahari terbit (sunrise) di Gunung Merapi.



Netizen : Kok, Gunung Merapi?



BERCANDA DENG. YA GUNUNG BROMO LAH WKWKW. Yap, jadwal kunjungan hari kedua akan dihabiskan dengan menyaksikan matahari terbit dari Gunung Bromo. Inilah kisah mengejar sang Surya di gunung tempat bersemayam Dewa Brahma ; Gunung Bromo


***

Singkat cerita, rombongan media menginap di salah satu hotel di Kota Malang. Sementara, jalur 'pendakian' yang dipilih adalah via Penanjakan 1 yang pintu masuknya berada di Kabupaten Pasuruan. Karena jaraknya yang cukup jauh, maka kami berangkat dari Malang menuju Pasuruan pukul 1 pagi dengan menggunakan mobil elf. Beneran jam 1 pagi gaes, soalnya kalau berangkat agak siang kita bakal kelewat momen sunrise-nya. Ditambah, jarak Kota Malang ke titik penanjakan lumayan jauh. 

Dan ternyata bener dong, gua dan rombongan tiba di titik penanjakan sekitar jam setengah 4 pagi. Tapi, perjalanan Malang-Pasuruan ga kerasa kok karena sepanjang perjalanan gua tertidur dengan pulasnya WKWK. Kami diturunkan di sebuah tempat bernama Pendopo Agung Panca Manggala Gatra Nagara. Usut punya usut, pendopo yang dibangun pada 1985 merupakan salah satu tempat yang menjadi pusat kegiatan masyarakat Hindu Tengger, seperti pentas seni hingga ritual keagamaan seperti Yadnya Kasada.

Pendopo Agung Panca Manggala Gatra Nagara

Ternyata, perjalanan untuk berburu fajar di Bromo masih bersambung dengan menggunakan mobil Jeep. Jika minibus tadi membawa rombongan dari Malang ke pendopo, maka mobil jeep ini akan membawa pengunjung menuju salah satu spot favorit untuk melihat sunrise di Gunung Bromo yakni Puncak Penanjakan. Dari pendopo menuju post Penanjakan 1 membutuhkan waktu kira-kira 45 menit. 

Ternyata (lagi), perjuangan menuju puncak Penanjakan masih berlanjut gengs. Setelah naik jeep, perjalanan untuk melihat sunrise di Bromo dilanjutkan dengan berjalan kaki. Jaraknya sih gak terlalu jauh, sekitar 150 meter. Tapi dinginnya itu loh ampun-ampunan. Berasa dikekep di dalem kulkas 🤣. Akhirnya kami mampir ke salah satu kedai yang berada di dekat post Penanjakan untuk menghangatkan diri dengan kasih sayang secangkir minuman hangat. 

Habis minum teh hangat, tenaga udah mulai keisi. Perjuangan ke puncak Penanjakan masih berlanjut. Kali ini jaraknya ga terlalu jauh, sekitar 20 meter sih. Semburat-semburat fajar juga telah muncul. Yok bisa yok, semangat!
Sang Surya yang mulai muncul di ufuk timur

Kalian harus tahu, efek dari teh hangat yang barusan gua minum ternyata ga bertahan lama! Di puncak Penanjakan ini dinginnya 10 kali lipat dari sebelumnya. Suerrrr dingin banget. Meski gua udah pakai jaket+topi kupluk+sarung tangan, tapi tetep aja dinginnya merasuk sampe ke tulang. Situasi ini mirip kayak pengalaman pertama waktu nanjak ke puncak Gunung Ungaran. 

Baca juga : Menaklukkan Ungaran, Berburu Sunrise

Udah gitu, touchscreen HP gua gak bisa disentuh kalau pake sarung tangan. Jadi, gua harus lepas sarung tangan kalau mau foto pakai kamera HP. Dilema ga tuh? Di satu sisi mesti pakai sarung tangan karena udaranya dingin, tapi di sisi lain gua mesti lepas sarung tangan kalau mau foto pake kamera HP. Tentu saja gua memilih opsi kedua karena feed instagram adalah segalanya gua gak mau melewatkan untuk mengabadikan momen-momen sakral ini.

Akhirnya matahari muncul juga.
Seriously, this is one of the most beautiful sunrise I've ever seen.... in my life :")
Seperti yang sudah gua tulis di atas, puncak Penanjakan merupakan spot favorit untuk melihat sunrise di Gunung Bromo. Bukan tanpa alasan, karena di spot ini kita bisa melihat langsung tiga gunung sekaligus, yakni Gunung Semeru, Gunung Batok, dan Gunung Bromo itu sendiri. Jadi, jangan heran kalau spot ini selalu ramai turis bahkan ketika hari biasa. Jika kalian ingin suasana yang lebih sepi, kalian bisa datang ke tiga spot lain untuk menyaksikan sunrise di Bromo, yakni Pos Dingklik, Bukit Cinta atau Bukit Kingkong.
Pemandangan dari puncak Penanjakan :
Yang paling depan adalah Gunung Batok, yang tengah merupakan Gunung Bromo, dan yang paling belakang dan yang paling tinggi adalah Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa. Ketiga Gunung ini masuk dalam cakupan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BTS).
Selain ketiga gunung tersebut, di Puncak Penanjakan kita juga bisa gunung lainnya, yakni Gunung Arjuno yang berketinggian 3.339 meter di atas permukaan laut (mdpl). Secara administratif, Gunung Arjuno terletak di Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, dan sebagian Kota Batu.
Gunung Arjuno dilihat dari Puncak Penanjakan
Rencananya gua mau nunggu sampai matahari benar-benar terbit karena gua pengen lihat pemandangan Gunung Bromo dengan jelas. Dan ternyata itu lama banget. Mana dingin banget lagi. Tapi, semakin siang udara dinginnya perlahan hilang kok. Dan, penantian gua gak sia-sia. Karena memang pemandangan dari Puncak Penanjakan ini benar-benar-sangat-sungguh memanjakan mata~~
Bromo from another point of view

Gunung Arjuno dari kejauhan. Sumpah, sesuka itu sama warna langitnya. Biru banget... Beda sama langit di Jakarta yang sudah dinodai polusi :")
Gunung 'Brahma' dan Hikayat Orang Tengger
Bicara tentang Gunung Bromo pasti gak bisa dipisahkan dari masyarakat yang tinggal di sekitar gunung ini, yakni orang Tengger. Orang Tengger biasanya bermukim di sekitar kawasan pegunungan Bromo-Tengger-Semeru (BTS). Bukan rahasia umum lagi jika orang Tengger ini merupakan keturunan asli Kerajaan Majapahit, yang sempat menjadi kerajaan terbesar di tanah air.

Alkisah, pada abad ke-16, Kerajaan Majapahit mendapat serangan dari Kesultanan Demak di bawah pimpinan Raden Patah. Masyarakat Majapahit kala itu mengungsi untuk menyelamatkan diri. Sebagian besar menyeberang ke Pulau Bali, namun sebagian lagi mengungsi ke wilayah Pegunungan Bromo dan Semeru untuk mempertahankan kepercayaan mereka yang kala itu memeluk Agama Hindu. Inilah yang menjadi salah satu penyebab agama Hindu menjadi agama mayoritas di Pulau Bali. 

Baca juga : Merasakan Bali yang Sesungguhnya di Desa Adat Tenganan Pegringsingan

Masyarakat inilah yang kini dikenal sebagai Orang Tengger dan kini sebagian besar masih memeluk kepercayaan Hindu. Nah, oleh karena itu jika kalian pergi ke Bromo, maka kalian akan dengan mudahnya menemukan berbagai benda-benda yang berhubungan dengan agama Hindu seperti sesajen hingga pura berukuran mini. Nama 'Tengger' konon diambil dari nama nenek moyang suku ini, yakni Roro AnTENG dan Joko SeGER. Orang Tengger percaya bahwa mereka merupakan keturunan dari Roro Anteng dan Joko Seger. 

Tempat sembahyang di puncak Penanjakan
Di tengah terjangan modernisasi, Suku Tengger tetap memegang teguh adat dan tradisi nenek moyang, salah satunya adalah upacara Yadnya Kasada. Upacara ini merupakan ritual persembahan yang ditujukan kepada Sang Hyang Widhi (Tuhan yang Mahaesa) dalam manifestasinya sebagai Dewa Brahma. Nama 'Bromo' pun diambil dari kata 'Brahma' yang merupakan salah satu dewa terpenting dalam agama Hindu selain Wisnu dan Siwa.

Saat ini, mayoritas orang Tengger bekerja sebagai petani dan menghasilkan berbagai macam komoditas pertanian seperti jagung, kentang, hingga kubis. Namun, ada pula yang menggantungkan hidupnya di sektor pariwisata misalkan dengan menjadi pemandu wisata, penyedia jasa mobil jeep, kusir kuda, hingga pedagang yang menjual syal, topi, dan peralatan lain yang dibutuhkan pendaki.



Jasa tunggangan kuda yang disediakan oleh Orang Tengger
Orang Tengger dan Gunung Bromo adalah dua entitas yang tidak dapat dipisahkan. Bagi masyarakat Tengger, Gunung Bromo merupakan tempat suci yang dipercaya sebagai tempat bersemayamnya Hyang. Upacara Yadnya Kasada pun dilakukan di gunung ini, yakni dengan cara melempar sesaji ke dalam kawah Bromo.

Pasir Berbisik

Puas menikmati pemandangan di atas Puncak Penanjakan, perjalanan dilanjutkan dengan mengunjungi salah satu spot favorit lainnya di Bromo, yakni Pasir Berbisik. Hmmm ternyata gak cuma tetangga aja yang bisa berbisik, pasir pun bisa berbisik. Khan maen.....

Perjalanan menuju Pasir Berbisik juga ditempuh dengan menggunakan jeep. BTW, harga sewa jeep di Gunung Bromo sekitar Rp 600.000 untuk 5-6 orang. Harga ini sudah termasuk biaya ke Puncak Penanjakan dan Pasir Berbisik. Murah banget kan??


On the way to whispering sands~~
Tapi, kenapa hamparan pasir ini dinamakan Pasir Berbisik? Ada yang tahu? Apakah pasir di sini benar-benar bisa berbisik? Yang bisa jawab dapat sepeda, sepeda family tapinya hiya hiya~~

Jadi, nama Pasir Berbisik tidak bisa lepas dari sebuah film yang berjudul 'Pasir Berbisik'. Film karya sutradara Nan Achnas ini menceritakan seorang gadis bernama Daya yang tinggal di perkampungan miskin bersama ibunya. Nah, si Daya ini memiliki kebiasaan aneh, salah satunya ia sering menelungkupkan tubuhnya ke pasir, karena ia merasa pasir tersebut dapat berbisik kepadanya. Lokasi syutingnya tepat di Pasir Berbisik ini.

Ada juga yang mengatakan bahwa pasir-pasir ini akan menghasilkan suara ketika tertiup angin, utamanya ketika musim kemarau.  Oleh karenanya wilayah ini dinamakan pasir berbisik.


Tapi serius sih pemandangan di Pasir Berbisik ini gak kalah bagus. Hamparan pasirnya luas dan dikelilingi oleh gunung-gunung. Berasa kayak di bulan gak sih... Padahal ke bulan aja belom pernah HAHA.  #EfekKebanyakanNontonSpongebob. 
Gunung Batok dan Gunung Bromo dilihat dari Pasir Berbisik. Suasananya mirip kayak di bulan :(

Di kawasan Pasir Berbisik ini sebenarnya ada dua objek menarik lainnya, yakni Pura Luhur Poten dan Kawah Gunung Bromo. Masyarakat Tengger percaya bahwa pura tersebut menjadi tempat bersemayam Ida Sang Hyang Widhi dalam manifestasi Dewa Brahma. Dinamakan 'Poten' karena pura ini dibangun di atas 'poten' (sebidang tanah di lautan pasir). Kemudian, ada kawasan kawah Gunung Bromo yang menjadi tempat utama upacara Yadnya Kasada. Ketika upacara Yadnya Kasada, umat Hindu Tengger akan melemparkan kurban dan sesaji ke dalam kawah Gunung Bromo sebagai persembahan kepada Dewa Brahma.

Di Pasir Berbisik ini banyak warga lokal yang menyewakan kuda untuk ditunggangi menuju Kawah Bromo. Harganya relatif cukup murah, dibanderol Rp 125.000 - Rp 150.000 pulang-pergi (PP). Tapi, kalau cuma mau foto-foto sama kudanya bisa kok. Cukup bayar Rp 10.000 kalian bisa foto-foto di atas kuda sepuasnya!

Karena keterbatasan waktu, gua dan rombongan media tidak sempat untuk mengunjungi kedua tempat ini. Karena jarak Gunung Bromo dengan hotel yang lumayan jauh, jadi rombongan harus meninggalkan Pasir Berbisik sepagi mungkin. Yaa mungkin lain kali kalau ada kesempatan gua akan berkunjung ke kedua tempat ini.

Nah berikut ini adalah tips berkunjung ke Gunung Bromo supaya liburan kalian tambah berkesan :
  1. Pakai pakaian yang tebal, apalagi jika kalian memutuskan untuk naik ke Puncak Penanjakan untuk melihat sunrise. Dijamin udaranya dingin buangettt. Jangan lupa juga bawa sesuatu yang bisa menghangatkan tubuh seperti balsem, minyak angin, dll
  2. Jika kalian ingin suasana yang lebih sepi, kalian bisa datang ke tiga spot lain untuk menyaksikan sunrise di Bromo, yakni Pos Dingklik, Bukit Cinta atau Bukit Kingkong.
  3. Waktu terbaik untuk mengunjungi Bromo adalah ketika musim kemarau, guys. Sunrise nya lebih jelas dan udaranya juga gak terlalu dingin.
Dari orang Tengger kita belajar bahwa prinsip hidup harus dipegang teguh, meskipun harus terusir dan pergi dari 'rumah' sendiri
-Akhsadew


Lalu, ke mana lagi kaki ini akan melangkah?

1 komentar:

  1. BOLAVITA

    SILAHKAN AKSES SITUS ALTERNATIF BOLAVITA untuk Anda yang memiliki kendala saat mengakses ke Situs BOLAVITA

    http://159.89.197.59/

    Dapatkan Bonus Setiap Hari sebesar 5% yang langsung diberikan saat melakukan deposit dengan minimal Rp 200.000 yang hanya di Situs Judi Online BOLAVITA !!

    Bolavita dengan minimal deposit Rp 50.000 saja sudah dapat memainkan semua permainna yang disediakan.

    HOT PROMO BONUS BOLAVITA:
    - BONUS DEPOSIT NEW MEMBER 10%
    - BONUS SETIAP HARI 5%
    - BONUS REFERRAL UP TO 10%
    - BONUS ROLLINGAN 0.5%
    - DISKON DAN HADIAH TOGEL

    Dengan dukungan Bank ternama Indonesia dan E-commerce lainnya:
    - BCA
    - MANDIRI
    - BRI
    - BNI
    - CIMB NIAGA
    - DANAMON
    - GO PAY
    - OVO
    - DANA
    - LINKAJA
    - JENIUS

    Untuk Informasi Lebih Lanjut Silahkan Hubungi CS Kami Di :
    WA / TELEGRAM : +62812-2222-995
    INSTAGRAM : @bola.vita
    FACEBOOK : @bolavita.ofc
    TWITTER : @BVgaming_net
    LINE : @CS_bolavita

    (¯`·.¸¸.·´¯`·.¸¸.-> LIVECHAT 24 JAM <-.¸¸.·´¯`·.¸¸.·´¯)

    #Bolavita #JudiOnlineTerbaik #JudiOnlineTerpercaya #AgenJudiTerbesar #AgenJudiTerbaik #BandarBolavita #BandarTerpercaya #BonusTerbesar #SitusHoki #Jackpot #BonusTerbaik #BolaTerbaik #TogelOnlineTerbaik #JudiTerbaik #PokerUangasli #pokerindonesia #freechip #bolavitajitu

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.