Jawa Tengah
Semarang
Tempat Ibadah
Wisata
Melihat Lebih Dekat Kelenteng Tay Kak Sie Semarang
Postingan kali akan
membahas pengalaman gua saat berkesempatan untuk masuk dan mengunjungi
Kelenteng Tay Kak Sie di Gang Lombok, Kawasan Pecinan Kota Semarang.
Sebenarnya, ini bukanlah kali pertama gua mengunjungi kelenteng ini. Pengalaman
pertama dapat dibaca di sini. Waktu itu, gua hanya bisa memandangi kelenteng
bersejarah ini dari kejauhan (pengen masuk tapi takut ga boleh).
Arca Buddha di halaman Kelenteng Tay Kak Sie |
Nah, kali ini gua
berkesempatan untuk memasuki kelenteng yang terletak di Gang Lombok No 62 ini. Dengan jurus shy shy cat alias malu-malu kucing, gua mencoba untuk memasuki
kelenteng. Pucuk dicinta ulam tiba *ciaaah* akhirnya ada pengurus Kelenteng
yang memperbolehkan gua masuk.
Si Bapak Penjanga
Kelenteng (sebut saja Pak A) menjelaskan bahwa ternyata tempat ibadah ini
terbuka untuk umum, dalam artian siapa saja boleh masuk ke dalam kelenteng ini asalkan mematuhi beberapa
syarat seperti tidak memegang patung/arca, tidak memegang persembahan di meja
altar, dan tidak menggangu umat yang sedang bersembahnyang. “Eits ga usah buka
alas kaki. Ini bukan masjid kok,” kata Pak A ketika gua hendak melepaskan alas
kaki.
Pintu masuk kelenteng |
Pak A kemudian sedikit
menjelaskan mengenai sejarah dan seluk-beluk kelenteng ini. Kelenteng yang
terletak persis di tepi Kali Semarang ini dibangun pada tahun 1746 dan pada
awalnya dibangun untuk memuja Dewi Kwan Im Po Sat atau Dewi Welas Asih. Namun,
seiring berjalannya waktu Kelenteng Tay Kak Sie kemudian digunakan untuk tempat
beribadah agama Tridharma (Buddha, Konghucu, dan Tao).
Baca Juga ; Menyambut Tahun Babi Tanah di Pasar Imlek Semawis 2570
Altar utama Kelenteng Tay Kak Sie |
Kelenteng ini
didominasi warna merah dan dihiasi oleh ornament khas Tionghoa. Seperti pada
dinding bagian kanan dan kiri terdapat ukiran naga dan singa yang melambangkan Yin
dan Yang. Yin dan Yang biasanya dipakai untuk mendeskripsikan sifat yang saling
berhubungan, berlawanan dan saling mengisi satu sama lain. Di atap kelenteng terdapat patung sepasang naga
yang sedang memperebutkan sebuah bola matahari. Naga dalam mitologi Tionghoa
merupakan binatang yang melambangkan keadilan, kekuatan, dan simbol penjaga.
Ukiran naga |
Banyak wisatawan asing maupun lokal yang menjadikan kelenteng ini sebagai tujuan wisatanya. Kelenteng ini juga sering mendapat kunjungan dari majelis agama tridharma dari negara lain. Tak ketinggalanm pengelola Kelenteng juga menyiapkan toko souvenir bagi pengunjung yang ingin membawa buah tangan.
Bermacam persembahan, mulai dari hio hingga buah-buahan |
Kelenteng ini juga
sangat menerima mahasiswa atau lembaga apapun yang ingin melakukan penelitian
di Kelenteng ini (asalkan membawa surat izin/legalitas tertentu). Bagi
wisatawan atau pengunjung yang ingin berkunjung untuk sekadar melihat dan
mengabadikan keindahan kelenteng ini, pihak kelenteng sangat mengizinkan
asalkan mematuhi aturan yang berlaku. Wah, gua beruntung banget pokoknya. Bisa
melihat Kelenteng Tay Kak Sie lebih dekat ditambah dapet penjelasan dari Pak A
selaku penjaga kelenteng.
Bagi yang lapar sehabis keliling dan liha-lihat Kelenteng Tay Kak Sie, bisa banget mampir ke Kedai Lunpia Gang Lombok yang berada tepat di belakang kelenteng ini. Lunpia Gang Lombok merupakan lunpia paling legendaris di Semarang. Soal rasa jangan ditanya! Pasti enak!
Baca Juga "Review Jujur : Lunpia Gang Lombok Semarang"
Nah, sekian postingan gua kali ini. Jika berkunjung ke Pecinan Semarang, jangan lupa buat mampir ke Kelenteng Tay Kak Sie.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusasik banget sih bisa masuk kelenteng dan lihat2, jadi pengen deh saya nya
BalasHapus