Jawa Tengah
Semarang
Wisata
Menyambut Tahun 'Babi Tanah' di Pasar Imlek Semawis 2570
Sebagai
salah satu etnis utama di Kota Semarang, keberadaan Etnis Tionghoa mendapat
tempat khusus bagi masyarakat Semarang. Salah satu buktinya adalah banyaknya
acara atau event bertemakan Tionghoa yang digelar di Semarang, mulai dari
Warung Semawis, festival besar Arak-arakan Sam Poo, hingga Pasar Imlek Semawis
yang digelar untuk menyambut Tahun Baru Imlek.
FYI,
Pasar Imlek Semawis ini pertama diadakan tahun 2004, yang berarti tahun 2019
ini adalah penyelenggaraan ke-16. Pasar Imlek Semawis digagas oleh Komunitas
Pecinan Semarang untuk Pariwisata (Kopi Semawis). Biasanya Pasar Imlek Semawis
akan digelar sepanjang Jalan Gang Pinggir hingga Jalan Wotgandul Timur di
kawasan Pecinan Semarang.
Baca Juga : 7 Things to do saat Imlekan di Semarang. Dijamin seru!
Ramai sekali |
Tema
yang diangkat di Pasar Imlek Semawis berbeda setiap tahunnya. Tahun ini, tema
yang diusung adalah 'WARAS' atau Warga Rukun Agawe Sentosa (warga rukun membuat
sentosa/sejahtera). Pasar Imlek Semawis biasanya digelar 3 hari menjelang
Imlek. Tahun 2019 ini, Pasar Imlek Semawis digelar mulai tanggal 1 s.d 3
Februari. IYA, CUMA 3 HARI!! Fix gua ga boleh menyia-nyiakan kesempatan ini!
Empat tahun kuliah di Semarang, gua belum pernah mengunjungi Pasar Imlek
Semawis yang legendaris ini. Jadi semakin penasaran apa sih yang spesial di
Pasar Imlek Semawis? Senapsaran ada apa aja di Pasar Imlek Semawis? Cekidot!
Baca juga : Pecinan Semarang ; Dulu dan Sekarang
Memasuki gapura Pasar Imlek
Semawis pengunjung akan disambut tulisan 'Pasar Imlek Semawis 2570' dengan
gambar kepala Babi. Eits, tenang! Kalian ga salah masuk ke festival babi kok.
Gambar kepala babi menandakan bahwa shio dalam tahun imlek ini adalah shio babi
tanah. Begitu juga dengan photo booth yang disediakan, semua serba babi.
Photo booth babi. ki-ka :Zaenal, Novi, Lutfi, Henty, Aris, Babi |
Berbagai stand disediakan oleh
panitia bagi para pengunjung yang datang, mulai dari stand makanan pakaian,
perabotan rumah tangga, dll. Banyak pula pedagang yang menjual panganan khas
tionghoa seperti bakpao, dodol Cina (kue keranjang), kue mangkok, siomay, dll.
Ada pula stand yang menyediakan jasa pijat refleksi dan jasa ramal masa depan.
Bagi yang ingin belanja keperluan Imlek, pernak-pernik Imlek juga 'bertebaran' di sepanjang Jalan Wotgandul
hingga Gang Pinggir, ada amplop angpao, baju cici-koko, lampion mini, hingga
barongsai mini. Lengkap deh!
Baca Juga : Sam Poo Kong, Semarang Rasa Beijing
Barongsai mini. Yuk diborong shayyy |
Bukan
hanya pernak-pernik Imlek, Pasar Imlek Semawis juga dimeriahkan dengan
pertunjukan budaya khas Tionghoa, seperti Barongsai, naga liong, wayang potehi,
permainan alat musik Tionghoa, hingga Ondel-ondel khas Tionghoa atau masyarakat
Jawa menyebutnya dengan nama 'Gedawangan'.
Baca Juga : Festival Unik dan Terbesar di Filipina yang Wajib Dikunjungi Traveler
Gedawangan. Sosoknya yang tinggi besar dan hitam dipercaya masyarakat Tionghoa sebagai penolak Bala dan penggusir roh jahat. |
Ada cosplay tokoh-tokoh kera sakti juga dong!. Mulai dari Sun Go Kong, Cu Pat Kay, hingga Dewi Kwan Im. |
Baca Juga ; Wisata Malam di Pecinan Semarang
Pasar
Imlek Semawis juga diisi dengan tradisi 'Tuk Panjang', yakni makan bersama di
sebuah meja panjang untuk mempererat hubungan antar komunitas. Tuk Panjang
merupakan jamuan dari komunitas Tionghoa kepada orang non-Tionghoa, menandakan
bahwa orang Tionghoa terbuka terhadap siapapun. Tuk Panjang ini mengundang
berbagai komunitas dan elemen masyarakat seperti tokoh lintas agama, lintas
budaya, hingga pejabat di Kota Semarang. Ada pula penjelasan seputar
mitos-mitos dan kepercayaan orang Tionghoa terhadap makanan, salah satunya
kepercayaan tentang cara memakan ikan. Orang Tionghoa 'dilarang' untuk membalik
badan ikan. Mereka percaya, ikan layaknya sebuah 'perahu'. Membalik ikan sama artinya dengan membalik perahu, yang artinya membalik/membuang rezeki.
Kira-kira kayak gitu lah...... hehe.
Tradisi 'Tuk Panjang', dimana komunitas Tionghoa Semarang menjamu orang non-Tionghoa. Gimana ya rasanya makan sambil difoto-foto sama wartawan gitu wkwkw |
Karena
gua dkk datang di hari pertama pembukaan Pasar Imlek Semawis, jadi pengunjung
yang datang ruameee puolll alias rame banget. Buat jalan aja susah cuy. Tapi
sisi positifnya adalah, Imlek di Semarang bukan hanya dirayakan oleh orang
Tionghoa saja, tapi juga oleh seluruh elemen masyarakat. Mereka berbaur,
melepas atribut kesukuan, dan menikmati kemeriahan Pasar Imlek Semawis. Ini
cuma ada di Semarang loh ndesssss!
Baca Juga : Melihat Lebih Dekat Kelenteng Tay Kak Sie
Antusiasme pengunjung di depan Kelenteng Sioe Hok Bio |
Inilah cerminan Indonesia yang saat ini mulai pudar, guys. Semua membaur tanpa membedakan suku, agama, ras, dan golongan. |
Karena diadakan di sepanjang jalan Gang Pinggir hingga Jalan Wotgandul, pengunjung juga bisa mampir ke kelenteng yang memiliki nilai historis tersendiri. Mulai dari Sioe Hok Bio, Tek Hay Bio, Ling Hok Bio, dan Tong Pek Bio. Pihak kelenteng pun memperbolehkan pengunjung umum untuk masuk dengan catatan tetap menjaga sikap dan sopan santun.
Baca Juga : Semarak Kemeriahan Semarang Night Carnival 2017
Kelenteng Ling Hok Bio yang bersolek menjelang Imlek. |
Baca Juga : Jelajah Little Tokyo dan Keseruan Ennichisai 2019
Gua
pribadi sangat mengapresiasi langkah Pemkot Semarang yang menjadikan Pasar
Imlek Semawis sebagai agenda rutin tahunan. Selain untuk menarik minat
wisatawan, Pasar Imlek Semawis juga menjadi sarana menunjukkan kebudayaan warga
Tionghoa Semarang. Tetapi, memang ada beberapa aspek yang harus diperbaiki,
misal penyediaan lahan parkir, tata letak stand, penyediaan tempat sampah, dan
penambahan personil keamanan. Terakhir, Selamat Tahun Baru Imlek 2570 bagi yang
merayakan. Xinnian Kuaile, Gongxi Facai, Wanshi Ruyi, Niannian Xingfu.
*mendadak bisa Bahasa Mandarin wk*. Semoga berbahagia, kaya raya, seperti yang
diharapkan, serta terus bahagia dan makmur. Aamiin.
Gongxi Facai. Hongbao nalai
Jangan lupa angpaonya! XD
|
Tidak ada komentar