Jawa Tengah
Semarang
Taman
Tugu
Wisata
Yang Baru di Semarang : Taman Pandanaran
Akhirnya Gue dan Cepot tiba di destinasi terakhir.
Sebuah tempat yang kini menjadi ikon
baru Kota Semarang. Ya. Taman Pandanaran. Taman ini terletak di pertigaan
antara Jl. Pandanaran dan Jl. MH Thamrin. Sesampainya di sana, kami
sempat bingung di mana tempat memarkir motor. Karena memang di sekitar
taman tidak ada tempat parkir motor. Akhirnya, kami memarkirkan motor di depan
sebuah warung kecil di pinggir jalan.
Sebelum dibangun, areal taman Pandanaran ini dulunya adalah sebuah bekas SPBU. Namun kemudian oleh Pemerintah Kota Semarang, lahan seluas 6000m2 itu ‘disulap’ menjadi sebuah taman yang indah dengan menganggarkan dana sebesar Rp1.8 Miliar. Taman ini selesai pengerjaannya pada akhir tahun 2014 lalu. Sebuah Patung Naga berukuran raksasa menghiasi taman Kota ini. Patung apakah gerangan?
Baca Juga : Merasakan Bali yang Sesungguhnya di Desa Tenganan Pegringsingan
Jalan Pandanaran |
Ternyata, itu adalah patung Warak
Ngendog. Warak Ngendog adalah mahluk rekaan pemersatu tiga etnis utama yang mendiami Kota Semarang, yakni Jawa, Tionghoa, dan Arab. Warak Ngendog berasal dari bahasa Arab, Wara’I artinya suci,
dan bahasa Jawa, ngendog yang artinya bertelur. Asal-usul Warak Ngendog ini tidak
diketahui secara pasti. Namun Boneka Warak Ngendong
biasanya diarak pada saat festival Dugderan, yakni tradisi dalam menyambut bulan
Ramadhan.
Warak Ngendog merupakan ‘campuran’ dari tiga hewan : naga, kambing dan buroq. Kepalanya menyerupai naga melambangkan etnis Cina. Empat kakinya menyerupai kambing melambangkan etnis Jawa. Dan badannya yang menyerupai buroq melambangkan etnis Arab (Timur Tengah). Punggung Warak Ngendog yang lurus juga menggambarkan sifat warga Semarang yang berbicara apa adanya. Tidak neko-neko.
Di bawah Patung Warak Ngendog ini terdapat toilet loh. Jadi, tak usah
pusing-pusing cari toilet. Selain patung Warak Ngendog, Taman Pandanaran juga
dihiasi oleh air mancur yang menambah keindahan taman ini.
Warak Ngendog merupakan ‘campuran’ dari tiga hewan : naga, kambing dan buroq. Kepalanya menyerupai naga melambangkan etnis Cina. Empat kakinya menyerupai kambing melambangkan etnis Jawa. Dan badannya yang menyerupai buroq melambangkan etnis Arab (Timur Tengah). Punggung Warak Ngendog yang lurus juga menggambarkan sifat warga Semarang yang berbicara apa adanya. Tidak neko-neko.
![]() |
Warak Ngendog di festival Dugderan |
Baca Juga : Semarak Kemeriahan Semarang Night Carnival 2017
Setelah dibangun, taman ini menjadi alternatif warga Semarang untuk berkumpul bersama teman maupun keluarga. Kalau mampir ke sini, jangan lupa foto sama Patung Warak Ngendog!
Foto bersama Patung Warak Ngendog |
Kota Semarang dan Warak Ngendog
memang tidak bisa dipisahkan. Seperti halnya Kota Surabaya dengan Sura dan
Baya-nya, Bahkan Warak ngendog dijadikan maskot dalam Logo Branding pariwisata kota
Semarang.
![]() |
Warak Ngendog dalam baranding Kota Semarang |
Patung warak ngendog itu terbuat dari bahan apa ya?
BalasHapusKayaknya dari bahan tembaga
Hapus