Bali
Kuliah Karo Liburan (KKL)
Tempat Ibadah
Wisata
KKL Part 4 : Eksotisme Pura Luhur Uluwatu
Tujuan kami selanjutnya
adalah Lembaga Perkreditan Desa (LDP) Kedonganan di kabupaten Badung. Singkat
cerita, Lembaga Perkreditan Desa (LPD) merupakan buah pikiran Gubernur Bali,
Prof. Dr. Ida Bagus Mantra. Nah, setelah mengunjungi LDP Kedonganan, kami
berangkat ke destinasi selanjutnya, yakni Pura Luhur Uluwatu di kecamatan Kuta.
![]() |
Pura Luhur Uluwatu |
![]() |
pengunjung yang datang wajib memakai selendang di pinggangnya. Warna dan ukuran selendang bervariatif, ada yang berwarna hijau, ungu, kuning, dan orange |
Keberadaan Pura Luhur Uluwatu ini tidak lepas dari kepercayaan masyarakat Hindu Bali yang mengenal konsep Dewata Nawa Sangha, yakni manifestasi Tuhan Ida Sang
Hyang Widhi Wasa yang menjaga atau menguasai sembilan penjuru mata angin.
Peranan Dewata Nawa Sanga dalam segala penjuru arah angin yang menjadi kekuatan
penegteg jagat atau kestabilan disebut Pengider-ider. Pura Luhur Uluwatu
mempunyai peranan penting dalam menjaga kestabilan jagad raya khususnya Pulau
Bali. Pura Uluwatu yang terletak di arah barat daya, merupakan tempat memuja
Dewa Rudra.
Masyarakat Hindu Bali mengenal istilah "Sad Kahyangan", yakni enam pura utama yang menjadi sendi-sendi Pulau Bali. Keenam Pura itu adalah Pura Besakih (Karangasem), Pura Lempuyang Luhur (Karangasem), Pura Goa Lawah (Klungkung), Pura Batukaru (Badung), Pura Pusering Jagat (Gianyar), dan Pura Luhur Uluwatu (Badung)
![]() |
Berbatasan langsung dengan Samudera Hindia |
Berdiri di atas tebing berketinggian 97 meter, Pura Luhur Uluwatu menghadap langsung ke Samudera Hindia dan di sore hari pengunjung akan disuguhi pemandangan matahari terbenam di ufuk Barat. Tepat di bawah Pura ini terdapat Pantai Pecatu yang terkenal akan ombaknya yang menantang.
![]() |
Bagian dalam kompleks pura Uluwatu. Manifestasi Tuhan YME yang dipuja di sini adalah Dewa Rudra |
Pengunjung
yang datang harus ekstra waspada dengan keberadaan monyet-monyet di sekitar
komplek Pura Uluwatu. Sepanjang perjalanan, Bli Adi telah memberitahu rombongan
kami agar berhati-hati selama di Uluwatu, karena monyet-monyet di sana sangat
agresif terlebih terhadap benda-benda berkilau. Berdasarkan review pengunjung
yang sudah ke Pura ini, banyak barang berharga mereka yang diambil oleh monyet-monyet
'bandel' tersebut, seperti kacamata, tas selempang, bahkan HP dan kamera. Hffft
untungnya hati gua yang berkilau gak diambil sama monyet-monyet itu :( *najis*
Namun
ada yang gak kalah seru dari sekadar menikmati sunset Uluwatu ataupun keindahan
pemandangannya, apalagi kalau bukan TARI KECAK. Cak..Cak..Cak..!! Setiap
sorenya akan ada pementasan Tari kecak dan Fire Dance oleh Sanggar Tari dan
Tabuh Karang Bomo Desa Adat Pecatu. Harga Tiket Tari Kecak di Uluwatu untuk
orang dewasa adalah Rp.100.000, sementara untuk anak-anak Rp.50.000.
Pertunjukan dimulai pukul 18.00 WITA, tapi sejak pukul 17.30 sudah banyak pengunjung yang datang dan menempati tempat duduk. Pengunjung didominasi turis asing yang kebanyakan datang dari India, Jepang, Tiongkok, Malaysia, dan Australia.
Kecak
adalah tarian yang muncul pada tahun 1930-an. Tari kecak tidak diiringi musik
gamelan seperti tari Bali pada umumnya, tetapi instrumen pengiringnya adalah
suara dari sekitar 70 orang penarinya. Disisipkan lah cerita epos Ramayana yang
menggambarkan kisah cinta Rama dan Shita. Cerita singkatnya kurang lebih
seperti ini :
Rama dan Shita adalah sepasang kekasih yang saling mencintai. Lalu muncullah Rahwana yang hendak menculik Dewi Shita, akan tetapi usahanya gagal. Rahwana lalu menyamar menjadi Bhagawan (orang tua) yang kehausan dan meminta minum kepada Dewi Shita. Tertipu oleh penyamaran Rahwana, Dewi Shita berhasil dibawa kabur olehnya
Pertunjukan dimulai pukul 18.00 WITA, tapi sejak pukul 17.30 sudah banyak pengunjung yang datang dan menempati tempat duduk. Pengunjung didominasi turis asing yang kebanyakan datang dari India, Jepang, Tiongkok, Malaysia, dan Australia.
![]() |
Penuh, kan? Pengunjung yang datang akan diberi kertas petunjuk berisi alur pementasan. Pamflet tersedia dalam beberapa bahasa, yakni Tiongkok, Inggris, Jepang, dan Indoensia |
Rama dan Shita adalah sepasang kekasih yang saling mencintai. Lalu muncullah Rahwana yang hendak menculik Dewi Shita, akan tetapi usahanya gagal. Rahwana lalu menyamar menjadi Bhagawan (orang tua) yang kehausan dan meminta minum kepada Dewi Shita. Tertipu oleh penyamaran Rahwana, Dewi Shita berhasil dibawa kabur olehnya
![]() |
Rama dan Shita |
![]() |
Rahwana sedang mencoba membawa Kabur Shita ke Alengka Pura |
Shita
lalu menjerit dan jeritannya didengar oleh Garuda yang perkasa. Niat menolong
Shita, pertolongan Garuda gagal karena sayapnya ditebas oleh Rahwana. Rama
kemudian meminta bantuan kepada Hanuman untuk menyelamatkan istrinya di Alengka
Pura. Hanuman pun datang ke Alengka Pura untuk menyelamatkan Shita. Ia
mengobrak-abrik istana taman Alengka Pura sampai tak berbentuk. Hanuman lalu
ditangkap oleh raksasa Alengka Pura untuk kemudian dibakar. Tetapi dengan
kesaktiannya, Hanuman berhasil lepas dan mengalahkan raksasa tersebut kemudian
membawa Shita kembali ke pelukan Rama. Sebuah aksi yang menyita decak kagum
penonton.
Aksi
Hanuman yang sangat lincah dan kehebatannya dalam bermain api (?) membuat ia
menjadi bintang dalam pertunjukan itu. Seusai pertunjukan, banyak pengunjung
yang ingin berfoto bersama Hanuman. Termasuk gua. Eh tapi fail banget karena
yang minta foto sama Hanuman banyak banget :(
![]() |
Foto bersama pemeran Trijata (keponakan Rahwana) kiri-kanan : Julian, Cendikia, Petra, Trijata, Eka, aing |
![]() |
Wkwkwk yang penting foto sama Hanuman :") |
Kembalinya
Shita ke pelukan Rama menjadi akhir dari pertunjukan Kecak dan Fire dance di
Pura Luhur Uluwatu. Eits, tapi Perjalanan Kuliah Karo Liburan edisi Bali belum
berakhir loh. Perjalanan akan dilanjutkan menuju sebuah pantai indah nan
eksotik di selatan Pulau Dewata. Penasaran? Tunggu postingan selanjutnya!!
Bahwa di gunung-gunung mengandung harta benda yang amat bernilai. Maka dari itu mari kita lestarikan alam di sekitar kita. Jangan membuang sampah sembarangan di alam terbuka (gunung, hutan, sungai, danau, laut)
(Rgveda 1.130.3)
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusGive thanks to sadewa's blog karena berkat blogmu aku ga perlu susah nyari2 di google buat bikin info di vlog kkl wkwkw
BalasHapusalhamdulillah blogku ada manfaatnya :")
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus