Wisata Malam di Pecinan Semarang


Hampir di setiap kota di Indonesia pasti memiliki kawasan pecinan (China town). Pun begitu dengan Kota Semarang. Kawasan pecinan biasanya dihuni oleh mayoritas orang Tionghoa. Nah, pada hari Minggu, 4 Oktober kemarin gue berkesempatan mengunjungi kawasan Pecinan Semarang. Seperti biasa, jalan-jalan kali ini bersifat dadakan dan disponsori oleh Cepot yang berhasil gue bujuk dengan iming-iming uang bensin 10 ribu. Jadi, begini ceritanya:

Awalnya sih Gue dan Cepot cuma mau makan-makan di daerah Semarang Bawah. Cepot galau antara mau makan di Nasi Goreng Padang (deket Stasiun Poncol) atau di Depot S*kses (Deket Simpang Lima). Setelah bergalau ria, akhirnya kami memutuskan makan di Depot S*kses. Tapi di tengah jalan si Cepot galau lagi :(. Antara makan di Depot S*kses atau mau ke Pecinan Semarang. Pot, Pot, hidup lu dipenuhi dengan kegalauan :( Alhasil kami pun memutuskan untuk pergi ke Pecinan Semarang. Seperti yang gue bilang tadi, gue memang mengajak Cepot pergi ke Pecinan Semarang dengan iming-iming dibayarin bensin 10 ribu. 


Semarang Chinatown

Baca Juga : 7 Things to do saat Imlekan di Semarang. Dijamin seru!

Sampailah kami di Pecinan Semarang. Lokasinya tidak begitu jauh dari Jalan Gajah Mada. Kawasan Pecinan Semarang terbentuk karena pada tahun 1700an terjadi pemberontakan orang Tionghoa di Batavia. Belanda yang ketakutan akhirnya memindahkan orang-orang Tionghoa dari daerah Gedung Batu ke kawasan saat ini (Semarang Tengah). Tujuannya adalah agar Belanda lebih mudah mengawasi gerak-gerik orang Tionghoa karena letaknya yang berdekatan dengan pangkalan militer Belanda.
Suasana Waroeng Semawis
Baca Juga "Pecinan Semarang, Dulu dan Sekarang"

Destinasi pertama kita adalah Waroeng Semawis (Pasar Semawis). Menurut penuturan Cepot yang sebelumnya pernah ke sini, makanan di sini cukup bervariatif tapi agak mahal. Pedagang-pedagang di Pasar Semawis berjejer di sepanjang Gang Warung. Berada di Pasar Semawis berasa sedang berada di negeri Cina. Jelas, karena pengunjung dan pedagang di sini rata-rata adalah keturunan Tionghoa



Baca Juga : Jalan-Jalan-Jajan di Pecinan Jakarta

Daerah Pecinan Semarang juga dijadikan oleh Pemerintah Kota Semarang sebagai tempat untuk memperingati Tahun Baru Imlek, yakni dengan menggelar Pasar Imlek Semawis. Pasar Imlek Semawis ini lah yang kemudian menjadi cikal bakal Waroeng Semawis. Semula digelar setahun sekali (menjelang imlek), kini waroeng Semawis digelar setiap hari Jumat-Minggu mulai pukul 18.00 s.d 23.00.

Pasar Imlek Semawis 2570
Baca Juga : Menyambut Tahun Babi Tanah di Pasar Imlek Semawis

Pengunjung saat itu rame benget. Mungkin karena hari minggu kali ya. Makanan di sini cukup variatif, ada sate ayam, soto, nasi uduk, sosis bakar, Es krim panggang, aneka kue, aneka macam es dan lain-lain. Selain itu, di sini kita juga bisa menemukan makanan dari daging babi dengan mudahnya. Ada sate babi, sosis babi, nasi babi goreng dan lain-lain.


pedagang sea food
gua lupa ini jual apa tapi kayaknya sih Crabby Patty

*Ekspresi gue pas lewat di depan warung sate babi*
Gue     : *tutup idung*
Cepot  : Kenapa lu wa?
Gue     : Gue gak mau nyium asep dari sate babi pot, takutnya haram :(
Cepot  : *Guling-guling*


Cepot akhirnya mengajak gue membeli makanan favoritnya di Pasar Semawis, yakni Sate Babi (?) Gak deng bercanda. Cepot mengajak gue membeli Corn isinya ayam (gue lupa namanya wkwk) dan Es MieCool (es serut tapi ditambahin leci dan mie dari jelly).Corn isinya ayam harganya Rp15.000, sementara Es MieCool harganya Rp11.000. 

Pas lagi beli Corn Ayam
Cepot    : mana, katanya lu mau bayarin bensin gue 10 ribu?
Gue       : *mencoba mengelak* Apaan? Itukan pas gue ngajak ke Masjid Agung!!
Cepot    : Ke Pecinan tau!
Gue       : Ke Masjid Agung!
Mbak-mbak yg jual Corn Ayam : Hentikan perdebatan inih!!! :(

Akhirnya cepot mengeluarkan HP nya dan menunjukkan bukti percakapan kami di BBM. Alhasil, melayanglah uang 10 ribu gue buat traktir Cepot MieCool :(

Recomended banget

Ada Bumblebee lhoo
Setelah makan, gue lalu mengajak Cepot untuk mengunjungi sebuah Kelenteng paling masyhur di kawasan Pecinan Semarang, yakni Klenteng Tay Kak Sie. Lokasinya berada di Gang Lombok, cukup jauh dari Pasar Semawis sehingga kami harus naik motor. Emang dasarnya gue lolot kali ya, padahal gue udah liat Google Maps, tapi tetep aja nyasar wkwk. Padahal gue anak IPS, tapi ga bisa baca peta *curhat. 

Di sepanjang jalan menuju Klenteng Tay Sie Kak terdapat beberapa klenteng berukuran kecil. Dari beberapa situs web yang gue baca, di sekitar kawasan Pecinan Semarang terdapat 11 kelenteng. Bau Hio mengiringi kami selama perjalanan menuju Klenteng Tay Sie Kak. Bau hio tadi mengingatkan gue saat berkunjung ke Vihara Buddhagaya Watugong.


Baca Juga : Liburan ke Solo dan Jogja Udah 'Mainstream'? Ke Ambarawa Aja~


Sampailah kami di Kelenteng Tay Kak Sie.Kelenteng ini terletak di pinggir Kali Semarang. Kelenteng Tay Kak Sie adalah Kelenteng yang terbesar di kawasan pecinan Semarang. Kelenteng ini sekaligus kelenteng terbesar di Semarang dalam segi dewa dan dewi yang dipuja. Didirikan pada tahun 1746, kelenteng ini awalnya dibangun untuk memuja Kwan Im Po Sat atau yang lebih dikenal sebagai Dewi Kwan Im.


DUH GUE GAK TAU KENAPA FOTONYA BISA KEBALIK BEGITU WKWKWK -_- Maklum, pake kamera HP
Biar lebih jelas, ini dia kenampakan Kelenteng Tay Kak Sie pada siang hari

Kelenteng Tay Kak Sie pada siang hari
(SeputarSemarang.com)
Yang unik adalah di areal kelenteng ini terdapat patung Laksamana Cheng Ho. Sama seperti Kelenteng Sam Poo Kong

Patung Laksamana Cheng Ho
Di luar Kelenteng juga tedapat patung Buddha. Patung Buddha ini terletak di bawah pohon yang sepertinya Pohon Boddhi 
Patung Buddha
Karena hari sudah malam, maka gue dan Cepot hanya melihat-lihat di luar kelenteng. Setelah puas mengunjungi Kawasan Pecinan Semarang, kami pun pulang. Eh, gak pulang deng. Si Cepot mampir ke Warung Nasi Goreng Padang buat beli sate Babi (?). Gak deng haha. Si Cepot beli nasi goreng padang buat sahur.

Baca Juga : Jelajah Little Tokyo dan Keseruan Ennichisai 2019

Berakhirnya perjalanan gue mengunjungi kawasan pecinan Semarang sekaligus menambah daftar tempat wisata yang sudah pernah gue kunjungi di Kota Lunpia ini.

Nah berikut ini ada beberapa tips yang bisa kalian gunakan saat berkunjung ke Waroeng Semawis :
  1. Harga makanan di sini cukup mahal (bagi ukuran mahasiswa). Terus, gimana dong caranya biar bisa nyobain banyak makanan tapi ga bikin kantong bolong? Nah, caranya adalah dengan 'urunan' sama orang lain (bisa sama teman, keluarga, pacar, suami orang, dll). Misal si A beli corn ayam, si B beli crabby patty, dan lu beli sea food. Nah, kalian bisa deh saling nyicipin makanan masing-masing tanpa harus beli makanan itu :)
  2. Usahakan bawa cadangan minum dari rumah, karena Gang Warung ini lumayan panjang dan lumayan menguras tenaga. 
  3. Jangan lupa sedia payung karena Pasar Semawis mengusung konsep outdoor. Siapa tau pas lagi enak-enak keliling Semawis tiba-tiba hujan. 
  4. Jaga barang bawaan kalian karena pengunjung Semawis ga pernah sepi. Dijamin umpel-umpelan dan sangat ramai

Jadi, kapan kalian mau ke Pecinan Semarang?

4 komentar:

  1. LOL. Paling ngakak yg pas bagian lewat warung sate babi

    BalasHapus
  2. "Hentikan semua perdebatan ini!!!" wkakaka w ngebayangin mbaknya blg gituan-_-

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.