Jelajah Little Tokyo dan Keseruan Ennichisai 2019


Sebagai ibukota negara, Jakarta jadi titik temu (melting pot) kebudayaan dari seluruh dunia. Boleh dibilang, berbagai suku bangsa dari seluruh dunia bisa kita temukan di Jakarta, mulai dari bangsa Arab, India, Tionghoa, bahkan Eropa. Sehingga muncullah kampung-kampung etnis yang tersebar di penjuru Jakarta mulai dari Kampung Arab di Condet, Little India di daerah Pasar Baru, dan Pecinan (Chinatown) di Glodok.

Baca Juga : Jalan-Jalan-Jajan di Pecinan Jakarta

Tau gak sih, ternyata Jakarta juga punya kampung etnis lainnya, yakni Little Tokyo.

Little Tokyo? Apaan tuh? Tokyo dalam ukuran mini (?). Yak, kurang lebih seperti itu.


Kawasan Little Tokyo ini terletak di kawasan Melawai-Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Tepatnya di dekat Blok M Square. Munculnya kawasan ini bermula pada tahun 1990-an yang mana daerah sekitar Plaza Aldiron di Blok M mulai ditinggali oleh para Ekspatriat Jepang yang sedang berdinas ke Jakarta. Seiring meningkatnya jumlah ekspatriat Jepang, kemudian muncullah berbagai toko-toko khas Jepang termasuk warung makan, karaoke, pijat, spa, dll.

Salah satu Japanese restaurant di Little Tokyo 
Mirip di Tokyo, gak?
Nah, ada festival unik yang digelar setiap tahun di kawasan Little Tokyo, yakni Ennichisai. Ennichisai atau yang sering disebut festival Jepang oleh masyarakat pertama kali digelar tahun tahun 2010. Dan sekarang Ennichisai menjadi agenda wisata wajib tahunan di Jakarta.

Tahun ini, gua berkesempatan datang ke festival kebudayaan Jepang yang konon katanya terbesar se-Indonesia ini. Ennichiasi 2019 digelar dua hari mulai 22-23 Juni 2019. Tahun ini Ennichisai mengusung tema “Danketsu”, yang memiliki arti Unity atau persatuan dan kesatuan. Ngomong-ngomong ini adalah pertama kalinya gua datang ke festival yang berbau Jejepangan. Kali ini gua mengajak teman lama gua sedari SD, yakni Yang Mulia Pangeran Al Condetsi Husain bin Mochammad alias Husen.

Sebenarnya gua sendiri adalah orang yang gak terlalu ‘ngikutin’ atau ‘tergila-gila’ dengan hal-hal yang berbau Jejepangan. Satu-satunya hal berbau Jepang yang gua ikuti adalah kartun dari Jepang, itupun cuma beberapa seperti Doraemon, Crayon Shincan, P-Man, Ninja Hatori, Pokemon, Chibi Maruko Chan, dll. Bahkan gua dulu ngikutin kartun Kapten Tsubasa loh meskipun aing gak suka bola HAHA.

Terus Ada apa aja di Ennichisai 2019?

Jawabannya : BANYAK!

Yang pertama dan yang wajib ada di setiap festival Jejepangan : COSPLAY!

Secara sederhana Cosplay berarti kegiatan mengenakan pakaian beserta aksesoris dan rias wajah seperti yang dikenakan tokoh-tokoh dalam anime, manga, dongeng, permainan video, penyanyi, musisi idola, dan film kartun.

Cosplay di Ennichisai 2019 tuh banyak banget. Tapi gua gak terlalu kenal sama tokoh-tokohnya wkwk. Jadi bingung kalo mau minta foto. Padahal rata-rata orang ke Ennichisai itu salah satu tujuannya adalah buat foto sama cosplay. Melihat orang-orang rebutan foto sama cosplayer, gua dan Husen cuma bisa diem aja.
Saya hanya bisa fotoin orang yang foto sama Cosplayer :(
Selain cosplay, ada pula stand stand yang menjual Makanan khas Jepang. Mulai dari okonomiyaki, sushi, takoyaki, ramen, yakitori, tamayaki, chicken katsu, unagi gohan, hingga cumi dan gurita bakar.

Stand makanan di Ennichisai 2019
Minuman khas Jepang? Ada juga! Ada yang namanya Kakigori alias es serut khas negeri sakura. Ciri khas Kakigori adalah pada serutan es batu yang halus dengan siraman sirup. 
Penjual okonomiyaki dan takoyaki
Gua dan Husen kemudian membeli okonomiyaki seharga Rp 20.000 dan kakigori seharga Rp 20.000. Rasanya? Kakigorinya lumayan enak dan seger sih. Apalagi waktu itu pengunjung Ennichisai ruameeeeee buangetttttt dan ditambah cuacanya lagi panas pula. Tapi sejujurnya lebih enak es doger sih HUAHAHA. Kalo okonomiyaki nya sih jujur kayak telur dadar biasa ðŸ˜¢. Cuma bedanya dikasih kol, seledri, dan potongan gurita gitu plus dikasih saus dan mayones.
Okonomiyaki + Kakigori
Ada juga stand yang menjual pernak-pernik khas Jepang, salah satunya Kimonobori mini ini
Selain cosplay dan kuliner khas Jepang, Ennichisai Blok M 2019 juga menampilkan atraksi budaya Jepang baik di panggung utama maupun arak-arakan di Jalan. *Ternyata ada JKT48 juga donggg gua baru tau pas udah sampe rumah:(

Dan ternyata event tahunan ini gak cuma menarik minat wisatawan domestik loh. Di lokasi Ennichisai beberapa kali gua lihat wisawatan asal Jepang datang ke festival ini. Mungkin untuk mengobati rindu pada kampung halaman kali ya.

Baca Juga : Menyibak Misteri Museum Wayang Jakarta

Atraksi budaya Ennichisai 2019
Panggung utama Ennichisai 2019
Sebenarnya ada satu kegiatan yang jadi atraksi utama Ennichisai setiap tahunnya, yakni arak-arakan "Mikoshi" dan “Dashi”.

Dashi

Melansir kompas.com, Masyarakat Jepang percaya “Mikoshi” sebagai kendaraan para dewa dan dibawa berpawai keliling kota. Sedangkan “Dashi” adalah kereta besar yang membawa para peserta yang menabuh drum dan bedug khas Jepang bernama “Taiko”. Di Jepang festival ini diadakan saat musim panas dan musim gugur. Tradisi 'Mikoshi' ini merupakan tradisi keagamaan dari berbagai agama dan daerah. Tujuannya untuk meminta rezeki kebutuhan sehari-hari.

Tapi sayang gua belum sempat menonton atraksi budaya ini. Padahal udah gua tungguin tapi atraksi arak-arakannya gak mulai-mulai. Ditambah pengunjung yang datang makin banyak dan makin sumpek. Yasudah aku pulang saja~~~

Ennichisai 2019, Ennichisai terakhir di Little Tokyo?
Nah ada desas-desus yang meliputi penyelenggaraan Ennichisai 2019 kali ini. Konon katanya, Ennichisai 2019 adalah Ennichisai yang terakhir digelar di kawasan Little Tokyo Blok M.

HAH? SERIUS?

Katanya sih, mulai tahun depan dan seterusnya Ennichisai gak akan digelar di Little Tokyo lagi. Melansir dari Nawalakarsa.co.id, gelaran yang memperkenalkan kebudayaan serta kuliner khas Jepang itu kemungkinan akan jadi gelaran terakhir yang akan dilaksanakan di Blok M. Ketua panitia penyelenggara, Takeya Daisei menyebut kemungkinan Ennihisai 2019 adalah yang terakhir kali digelar di spot yang dikenal sebagai “Little Tokyo” dekat Blok M Square.” melansir dari HALO Jepang.

Hal ini dilakukan karena pengunjung Ennichisai setiap tahunnya terus meningkat. Pihak penyelenggara Ennichisai sendiri khawatir bahwa kawasan tersebut tak dapat lagi menampung jumlah pengunjung yang membludak. Selain itu, pihak penyelenggara tidak ingin gelaran Ennichisai membuat masyarakat sekitar Blok M Square merasa terganggu dengan semakin meningkatnya jumlah pengunjung.

Emang sih waktu Ennichisai 2019 kemarin, pengunjung yang dateng ramainya bukan main. Bener-bener padet, sumpek, jalan pun tersendat-sendat. Katanya sih pengunjung Ennichisai per hari bisa sampai 300 ribu s.d 350 ribu pengunjung. WOW.


****

Nah itulah dia sedikit cerita menjelajahi Little Tokyo dan keseruan Ennichisai 2019. Mudah-mudahan aja penyelenggara Ennichisai bisa menemukan win-win solution terkait penyelenggaraan Ennichisai ke depannya. Karena gua melihat Ennichisai ini berpotensi jadi salah satu event tahunan terbesar yang bisa jadi magnet bagi wisatawan untuk datang ke Jakarta.

Budaya bukan saja sesuatu yang kuno dan tradisional. Budaya adalah sesuatu yang organik. Setiap lagu baru, pakaian jenis baru, film baru, cerita yang baru... semua itu adalah hasil budaya. Budaya itu hidup dan terus berkembang

― Maisie Junardy

Sampai Jumpa di Ennichisai 2020!

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.