Enjoy Jakarta
Wisata
Jelajah Little Tokyo dan Keseruan Ennichisai 2019
Sebagai
ibukota negara, Jakarta jadi titik temu (melting pot) kebudayaan dari seluruh
dunia. Boleh dibilang, berbagai suku bangsa dari seluruh dunia bisa kita
temukan di Jakarta, mulai dari bangsa Arab, India, Tionghoa, bahkan Eropa.
Sehingga muncullah kampung-kampung etnis yang tersebar di penjuru Jakarta mulai
dari Kampung Arab di Condet, Little India di daerah Pasar
Baru, dan Pecinan (Chinatown) di Glodok.
Baca Juga : Jalan-Jalan-Jajan di Pecinan Jakarta
Tau gak sih,
ternyata Jakarta juga punya kampung etnis lainnya, yakni Little Tokyo.
Little
Tokyo? Apaan tuh? Tokyo dalam ukuran mini (?). Yak, kurang lebih seperti itu.
Nah, ada
festival unik yang digelar setiap tahun di kawasan Little Tokyo, yakni
Ennichisai. Ennichisai atau yang sering disebut festival Jepang oleh masyarakat
pertama kali digelar tahun tahun 2010. Dan sekarang Ennichisai menjadi agenda
wisata wajib tahunan di Jakarta.
Tahun ini,
gua berkesempatan datang ke festival kebudayaan Jepang yang konon katanya
terbesar se-Indonesia ini. Ennichiasi 2019 digelar dua hari mulai 22-23
Juni 2019. Tahun ini Ennichisai mengusung tema “Danketsu”, yang memiliki arti
Unity atau persatuan dan kesatuan. Ngomong-ngomong ini adalah pertama kalinya
gua datang ke festival yang berbau Jejepangan. Kali ini gua mengajak teman lama
gua sedari SD, yakni Yang Mulia Pangeran Al Condetsi Husain bin Mochammad alias
Husen.
Sebenarnya
gua sendiri adalah orang yang gak terlalu ‘ngikutin’ atau ‘tergila-gila’ dengan
hal-hal yang berbau Jejepangan. Satu-satunya hal berbau Jepang yang gua ikuti
adalah kartun dari Jepang, itupun cuma beberapa seperti Doraemon, Crayon Shincan, P-Man, Ninja
Hatori, Pokemon, Chibi Maruko Chan, dll. Bahkan gua dulu ngikutin kartun Kapten
Tsubasa loh meskipun aing gak suka bola HAHA.
Terus Ada
apa aja di Ennichisai 2019?
Jawabannya
: BANYAK!
Yang
pertama dan yang wajib ada di setiap festival Jejepangan : COSPLAY!
Secara
sederhana Cosplay berarti kegiatan mengenakan pakaian beserta aksesoris dan
rias wajah seperti yang dikenakan tokoh-tokoh dalam anime, manga, dongeng,
permainan video, penyanyi, musisi idola, dan film kartun.
Saya hanya bisa fotoin orang yang foto sama Cosplayer :( |
Selain cosplay, ada pula stand stand yang
menjual Makanan khas Jepang. Mulai dari okonomiyaki, sushi, takoyaki, ramen,
yakitori, tamayaki, chicken katsu, unagi gohan, hingga cumi dan gurita bakar.
Stand makanan di Ennichisai 2019 |
Minuman khas
Jepang? Ada juga! Ada yang namanya Kakigori alias es serut khas negeri sakura.
Ciri khas Kakigori adalah pada serutan es batu yang halus dengan siraman sirup.
Penjual okonomiyaki dan takoyaki |
Gua dan
Husen kemudian membeli okonomiyaki seharga Rp 20.000 dan kakigori seharga Rp
20.000. Rasanya? Kakigorinya lumayan enak dan seger sih. Apalagi waktu itu
pengunjung Ennichisai ruameeeeee buangetttttt dan ditambah cuacanya lagi panas
pula. Tapi sejujurnya lebih enak es doger sih HUAHAHA. Kalo okonomiyaki
nya sih jujur kayak telur dadar biasa 😢. Cuma
bedanya dikasih kol, seledri, dan potongan gurita gitu plus dikasih saus dan
mayones.
Okonomiyaki + Kakigori |
Ada juga stand yang menjual pernak-pernik khas Jepang, salah satunya Kimonobori mini ini |
Selain
cosplay dan kuliner khas Jepang, Ennichisai Blok M 2019 juga menampilkan
atraksi budaya Jepang baik di panggung utama maupun arak-arakan di Jalan.
*Ternyata ada JKT48 juga donggg gua baru tau
pas udah sampe rumah:(
Dan
ternyata event tahunan ini gak cuma menarik minat wisatawan domestik loh. Di
lokasi Ennichisai beberapa kali gua lihat wisawatan asal Jepang datang ke
festival ini. Mungkin untuk mengobati rindu pada kampung halaman kali ya.
Baca Juga : Menyibak Misteri Museum Wayang Jakarta
Atraksi budaya Ennichisai 2019 |
Panggung utama Ennichisai 2019 |
Sebenarnya
ada satu kegiatan yang jadi atraksi utama Ennichisai setiap tahunnya, yakni
arak-arakan "Mikoshi" dan “Dashi”.
Dashi |
Melansir
kompas.com, Masyarakat Jepang percaya “Mikoshi” sebagai kendaraan para dewa dan
dibawa berpawai keliling kota. Sedangkan “Dashi” adalah kereta besar yang
membawa para peserta yang menabuh drum dan bedug khas Jepang bernama
“Taiko”. Di Jepang festival ini diadakan saat musim panas dan musim gugur.
Tradisi 'Mikoshi' ini merupakan tradisi keagamaan dari berbagai agama dan
daerah. Tujuannya untuk meminta rezeki kebutuhan sehari-hari.
Tapi sayang gua belum sempat menonton atraksi budaya ini. Padahal udah gua tungguin tapi atraksi arak-arakannya gak mulai-mulai. Ditambah pengunjung yang datang makin banyak dan makin sumpek. Yasudah aku pulang saja~~~
Ennichisai 2019, Ennichisai
terakhir di Little Tokyo?
Nah ada
desas-desus yang meliputi penyelenggaraan Ennichisai 2019 kali ini. Konon
katanya, Ennichisai 2019 adalah Ennichisai yang terakhir digelar di kawasan
Little Tokyo Blok M.
HAH?
SERIUS?
Katanya
sih, mulai tahun depan dan seterusnya Ennichisai gak akan digelar di Little
Tokyo lagi. Melansir dari Nawalakarsa.co.id,
gelaran yang memperkenalkan kebudayaan serta kuliner khas Jepang itu
kemungkinan akan jadi gelaran terakhir yang akan dilaksanakan di Blok M. Ketua
panitia penyelenggara, Takeya Daisei menyebut kemungkinan Ennihisai 2019 adalah
yang terakhir kali digelar di spot yang dikenal sebagai “Little Tokyo” dekat
Blok M Square.” melansir dari HALO Jepang.
Hal ini
dilakukan karena pengunjung Ennichisai setiap tahunnya terus meningkat. Pihak
penyelenggara Ennichisai sendiri khawatir bahwa kawasan tersebut tak dapat lagi
menampung jumlah pengunjung yang membludak. Selain itu, pihak penyelenggara
tidak ingin gelaran Ennichisai membuat masyarakat sekitar Blok M Square merasa
terganggu dengan semakin meningkatnya jumlah pengunjung.
Emang sih
waktu Ennichisai 2019 kemarin, pengunjung yang dateng ramainya bukan main.
Bener-bener padet, sumpek, jalan pun tersendat-sendat. Katanya sih pengunjung
Ennichisai per hari bisa sampai 300 ribu s.d 350 ribu pengunjung. WOW.
****
Tidak ada komentar